Mohon tunggu...
Yuni Susilowati
Yuni Susilowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang pribadi yang selalu ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru Bukanlah Penuntut tetapi Penuntun bagi Peserta Didik (Prespektif Ki Hadjar Dewantara)

11 Januari 2024   02:54 Diperbarui: 11 Januari 2024   12:48 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Yuni Susilowati

Ki Hadjar Dewantara merupakan pelopor perubahan dalam bidang pendidikan di Indonesia. Gerakan yang diimplementasikan yakni Gerakan transformasi dalam dunia pendidikan yang sampai saat ini masih berlaku. Adapun tujuan dari Gerakan transformasi yang dilakukan untuk menghapus belenggu pendidikan Indonesia.

Sedikit membuka kilas balik pendidikan di Indonesia dari masa sebelum kemerdekaan hingga pendidikan yang berlaku saat ini. Pendidikan pada masa sebelum kemerdekaan di dominasi dengan sistem pendidikan Bangsa Barat. Pada masa tersebut identik dengan pendidikan satu arah yang artinya peserta didik hanya menerima pembelajaran yang pasif. Bahkan peserta didik takut dalam bersuara. Sejak tahun 1920 telah tercetus cita-cita baru dalam pendidikan akan tetapi belum dapat direalisasikan. Perubahan dapat dilihat pada tahun 1922 dengan berdirinya sekolah Taman Siswa di Yogyakarta. Sekolah ini didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Di era tersebut sudah ditanamkan jiwa rakyat seluruh tanah air yang mengkoneksikan keagamaan dan kebudayaan.

Seiring berkembangnya pendidikan, gagasan Ki Hadjar Dewantara di implementasikan pada pendidikan abad 21 seperti saat ini. Abad ke-21 ini memberikan perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan. Pendidikan di abad 21 ini menanamkan pendidikan yang terfokus pada keaktifan peserta didik dengan kata lain Student Center Learning. Di era yang serba modern dan berteknologi ini tidak lagi memerlukan seorang guru yang menuntut peserta didik.

Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan bahwa anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik. Ibaratnya, tidak mungkin guru mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya. Dalam hal ini seorang guru dapat mengembangkan dan menjadikan peserta didik sesuai dengan kemampuanya yang selaras dengan kodratnya.

Pada era pendidikan abad 21 menjadikan seorang guru yang lebih peka terhadap pribadinya dan peserta didiknya. Selaras dengan inti dari kutipan Ki Hadjar Dewantara yang mengatakan bahwa sebelum guru memerdekakan peserta didiknya, guru harus terlebih dahulu memerdekakan pribadinya. 

Hal tersebut dapat dilihat dari semangat seorang guru untuk dapat menyeimbangkan sesuai dengan perkembangan zaman yang berlaku pada peserta didik. Sebagai seorang guru harus terus belajar mengenai kebaruan. Salah satunya peran yang dilakukan terhadap peserta didik. Guru memberikan pengetahuan akademik dan pengetahuan mengenai perkembangan peserta didik. Dalam hal ini guru menjadi fasilitator dan motivator peserta didik.

Menuntun peserta didik dapat dilakukan dengan menerapkan peran guru sebagai fasilitator dan motivator. Adapun penjelasnya sebagai berikut:

Guru menuntun dengan berperan sebagai fasilitator

Guru dapat memberikan peran fasilitator kepada peserta didik dengan cara membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berpikir yang signifikan, pengolahan konsep dan implementasi. Peran guru sebagai fasilitator dapat diterapkan dengan menggali potensi, mendorong keterlibatan keaktifan, membimbing karir, dan adaptasi teknologi pendidikan.

Penggalian potensi peserta didik dapat didasari dengan melakukan asessmen diagnostik. Hasil yang diharapkan dapat mengetahui kemampuan dan gaya belajar peserta didik dalam pembelajaran. Guru menuntun peserta didik dalam penggalian potensi dengan mempertimbangkan keberagaman gaya belajarnya. Bukan lagi peserta didik yang dituntut untuk mengikuti gaya belajar gurunya. Dari penerapan ini guru memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengeksplorasi dan mengembangkan diri.

Guru sebagai penuntun untuk mendorong keterlibatan keaktifan peserta didik. Dapat diterapkan melalui pendekatan yang efektif seperti berdiskusi, bekerja secara tim, dan melakukan proyek. Dari keaktifan ini akan membiasakan peserta didik untuk berpikir kritis, komunikasi efektif, serta kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun