Mohon tunggu...
Yuni Safitri
Yuni Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

man saara ala darbi washala

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahabbah

18 Desember 2021   16:13 Diperbarui: 18 Desember 2021   16:17 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahabbah atau biasa disebut dengan kata cinta. Cinta kepada yang menciptakan ataupun cinta kepada yang diciptakan-Nya. Mahabbah ialah rasa sayang atau perhatian yang tertuju hanya pada objek tertentu dan setiap orang pasti merasakan yang namanya mahabbah.

Pada zaman sekarang banyak yang salah mengartikan makna dari kata mahabbah yang sesungguhnya, banyak yang mempermainkan arti kata tersebut, sehingga dapat menjerumuskan orang-orang tersebut kepada jalan yang salah. Setiap insan manusia yang mengakui bahwa mereka muslim, pastinya mahabbah pertama ialah ditujukan kepada sang Pencipta yaitu Allah SWT, karena pada dasarnya mencintai yang sebenar-benarnya cinta hanya pada-Nya. Tetapi di zaman ini banyak yang lebih dahulu mencintai ciptaan-Nya daripada Sang Penciptanya, hal itulah yang seharusnya kita hindari.

Dijelaskan dalam sebuah kitab nashaihul ibad, bahwa Al-Asqalani menukilkan, bahwa mahabbah (cinta) kepada Allah itu ada dua macam, pertama mahabbah fardu yaitu mahabbah yang mendorong dilakukannya perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya dan kedua mahabbah sunnah yaitu mahabbah yang didorong dibiasakannya melakukan ibadah sunnah dan dijauhi hal-hal subhat. Barang siapa yang benar-benar cinta kepada Allah lahir maupun batin, maka orang tersebut akan selalu merindukan Allah dan beribadah kepada Allah, serta mendahulukan urusan akhirat daripada urusan dunia.

Sudah banyak sekali yang mengucapkan mengenai kata cinta pada zaman sekarang ini, banyak yang mengatakan bahwa ucapan cinta kepada lawan jenis itu sudah dianggap hal yang biasa, sehingga timbulah banyak kisah-kisah orang yang berpacaran, padahal jika ditelusuri lebih dalam dan dilihat dari kaca mata agama islam, pacaran lah yang dapat merusak segalanya, pacaran tidak hanya merusak diri seseorang secara fisik, tetapi pacaran juga merupakan hal yang mendustai mengenai kata cinta itu sendiri, karena seseorang yang mengajak orang yang dicintainya berpacaran berarti dia tidak sungguh-sunggu akan cinta itu, orang yang benar-benar mencintai kita pastinya tidak akan menjerumuskan kita pada jalan yang salah, ia akan menjaga kita dari jauh dengan cinta yang sesungguhnya.

Banyaknya berita-berita negatif yang beredar akhir-akhir ini disebabkan karena mereka salah mengartikan kata cinta, orang tersebut hanya terbuai dengan kata cinta sesaat tanpa memikirkan hal apa yang akan terjadi setelahnya.

Oleh karena itu kita harus bisa membentengi diri kita sendiri agar terhindar dan dijauhi oleh orang-orang yang mecintai kita hanya karena nafsu sesaat, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membentengi diri, seperti mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, membaca al-quran, membaca salawat, dan lain sebagainya. Karena jika iman sudah kuat, maka tidak akan lagi tergoda dan terbuai dengan bualan akan kata cinta. Orang-orang yang sudah sangat taqwa kepada Allah pastinya akan menaruh seluruh cintanya hanya pada Sang Pencipta, karena orang tersebut percaya bahwa cintai Sang Pencipta terlebih dahulu, maka kau akan mendapatkan cinta dari ciptaan-Nya dengan cinta yang tulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun