Mohon tunggu...
Yunisa Dwinovita Putriwinata
Yunisa Dwinovita Putriwinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Teknologi Komunikasi: Pisau Bermata Dua di Era Modern

14 Juli 2024   13:46 Diperbarui: 14 Juli 2024   13:48 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebagai makhluk sosial, manusia perlu berinteraksi dan membutuhkan bantuan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk mempermudah interaksi dengan orang lain dibutuhkan komunikasi yang dapat dipahami oleh kedua pihak yang berinteraksi. Menurut Bernard Berelson & Gary A.Steiner, Komunikasi adalah  proses penyampaian informasi, ide, emosi, keahlian, dan lain-lain dengan menggunakan kata-kata, gambar, angka, dan simbol lainnya.

Untuk mempermudah komunikasi dibutuhkan media komunikasi atau teknologi komunikasi. Media komunikasi atau teknologi komunikasi adalah perangkat yang sering kita gunakan untuk menyalurkan, mengirimkan, dan menerima informasi. Teknologi komunikasi memiliki banyak bentuk, dari yang paling sederhana seperti kertas hingga alat elektronik seperti telepon seluler. 

Teknologi komunikasi mengalami banyak perkembangan seiring dengan perkembangan perkembangan peradaban manusia. Dimulai dari zaman pra aksara di mana manusia belum mengenal huruf, mereka berkomunikasi menggunakan lukisan-lukisan di dinding-dinding gua. lukisan -lukisan itu berupa goresan, lukisan, atau cap yang dibuat oleh orang-orang purba sebagai medium untuk menyampaikan pesan atau catatan-catatan peristiwa. 

Kemudian ketika manusia sudah bisa menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat menggunakan logam, manusia mulai berkomunikasi menggunakan batu yang diukir yang biasa kita sebut sebagai prasasti. Prasasti biasanya menggambarkan kondisi sosial, ekonomi, dan politik di masa itu.      

Pada awal abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910 hingga 1920, perkembangan komunikasi ditandai dengan  transmisi suara nirkabel pertama kali melalui siaran radio AM. Komunikasi suara nirkabel ini  segera berkembang pesat. Hal ini diikuti  oleh transmisi audiovisual nirkabel dalam bentuk siaran televisi pada tahun 1940-an.

Kemajuan teknologi yang kian pesat ini semakin mempermudah kehidupan manusia sehari-hari, jarak dan waktu seakan tidak lagi menjadi halangan dalam berkomunikasi. Orang yang berada di pulau yang berbeda bahkan negara yang berbeda kini sudah mampu melakukan komunikasi bahkan mampu ditampilkan secara visual. Kita juga dengan mudah mengakses segala informasi dari semua penjuru dunia hanya dari rumah saja melalui lini masa yang kini tersedia dengan mudah.

Pada pandemi Covid-19 lalu, teknologi komunikasi menjadi "penyelamat"  bagi manusia, di mana saat itu kegiatan manusia sangat terbatas, tetapi dengan teknologi komunikasi yang tersedia kita tetap bisa berinteraksi, belajar,  bekerja secara virtual. Teknologi komunikasi juga membantu membangkitkan ekonomi yang hampir mati ketika pandemi tersebut, e-commerce saat itu menghidupkan kembali nadi perekonomian yang hampir mati karena pandemi.

Namun, teknologi komunikasi bukannya tidak memiliki masalah, banyak dampak negatif yang bisa  ditimbulkan dari perkembangan teknologi komunikasi ini. 

Misalnya saja ketergantungan terhadap sosial media. Tak bisa dipungkiri bahwa sosial media sangat melekat dengan kehidupan kita sehari-hari, tak jarang kita hanya menghabiskan waktu dengan bermain sosial media. Ketergantungan pada teknologi dapat mempengaruhi keterampilan sosial dan interaksi manusia, manusia akan kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan dan membentuk sifat individualisme.

Selain itu, minimnya literasi media sosial masyarakat indonesia juga menyebabkan masalah bagi perkembangan teknologi komunikasi seperti penyebaran berita palsu, perundungan online di media sosial, dan dampak negatif terhadap kesehatan mental akibat perbandingan sosial. 

Perundungan yang dilakukan oleh pengguna internet lain sering terjadi di media sosial, banyak komentar serta ujaran kebencian dari mereka. Netizen (internet user) dengan mudahnya melontarkan ekspresi yang tidak pantas dan berdampak pada psikologis bagi pengguna lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun