Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Gen Z dalam Dunia Kerja

Dalam dunia kerja, Gen Z yang tumbuh dengan teknologi tentunya akan mudah beradaptasi dalam mengoperasikan alat-alat canggih. Hal ini tentunya menjadi point plus ketika Gen Z bekerja. Tapi karena tumbuh dengan teknologi dan lebih sering berkutat dengan teknologi, kemampuan interaksi Gen Z dalam bersosialisasi lebih minim jika dibandingkan dengan generasi milenial seperti yang dikatakan direktur pemasaran di Hairbro, Adam Garfield kepada resume builder "Mereka kurang punya kemampuan interaksi tatap muka". 

Seorang manajer konstruksi listrik juga mengatakan kepada New York Post bahwa kecanduan ponsel merugikan budaya kantor. "Ruang ponsel yang dahulu sangat menyenangkan, bisa bercakap-cakap adalah bagian dari kesenangan itu. Sekarang kebanyakan hanya menundukkan kepala menggulirkan layar".

Sekarang masalah sangat mudah diatasi dengan adanya teknologi dan internet. Misalnya dalam hal pendidikan, ketika ada tugas yang tidak kita ketahui, kita bisa dengan mudah mencari jawaban melalui Google atau sekarang kita bisa cari melalu Chat GPT, selanjutnya kita bisa copy paste. Tapi jika hal itu dibiasakan terus-menerus akan menjadikan ketrampilan kita berkurang hingga kita masuk dunia kerja. "Generasi ini mungkin memerlukan pelatihan lebih lanjut dalam hal ketranpilan profesional" ujar Haller

Dilihat dari sudut pandang negatif, ada beberapa yang mengatakan bahwa Generasi Z belum siap bekerja dan reputasi Gen Z dalam dunia kerja dianggap buruk karena sikap dan perilaku yang kurang atau tidak sesuai dalam dunia kerja. 

Tapi jika dilihat dari perspektif positifnya, Gen Z sangat berkontribusi dalam pengoperasian teknologi, sehingga membantu dan mempermudah perusahaan mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien. Jadi menurut saya baik buruknya pengaruh perkembangan teknologi tergantung kebijakan pemakainya dan tergantung perspektif masing-masing individu.