Dua hari setelah pasangan Cagub dan Cawagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat resmi diusung PDI Perjuangan, berbagai elemen masyarakat melakukan aksi penolakan cagub dan cawagub ini. Salah satunya adalah penolakan yang dilakukan orang-orang yang tergabung dalam Indonesia Bergerak. Sejumlah tanda tangan disertai cap jempol darah mewarnai aksi menolak Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta, kamis (22/9).. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
"Ahok kerap melukai warga Jakarta! Ahok anarkis terhadap rakyat kecil! Ahok tukang gusur! Ahok biang konflik!" teriak para demonstran.
Belakangan ini memang sudah terlalu banyak perspekrif orang memandang Ahok. Banyak yang menganggap Ahok sebagai pahlawan yang datang berdampingan dengan superhero, namun tidak sedikit juga yang menilai ahok sebagai penyihir jahat yang tak berperikemanusiaan. Penggusuran yang dilakukan Ahok seperti cambukan pedih bagi sejumlah warga Jakarta. Maka dengan demikian warga Jakarta geram akan hal ini dan kemudian melakukan aksi penolakan Ahok.
selain itu Ahok juga dinilai sebagai pemimpin yang hanya berpihak kepada orang “atas” dan tidak menghiraukan masyarakat kalangan bawah. Kemudian Ahok juga dianggap kerap berkata yang tidak sopan, anarkis terhadap rakyat kecil dengan melakukan penggusuran menggunakan pendekatan kekerasan, stigatisasi, bahkan teror. Kemudian rendahnya penyerapan anggaran DKI Jakarta juga menjadi hal yang mereka garis bawahi selama kepemimpinan Ahok. (News.okezone.com)
Dengan melihat berita tersebut saya sebagai masyarakat Indonesia yang mengerti akan perikemanusiaan, tentu saya akan merasa geram dan jengkel terhadap apa yang dilakukan Ahok terhadap warga jakarta. Bayangkan saja jika kita yang berada diposisi mereka. Maka, wajar saja jika warga tersebut melakukan aksi penolakan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, karena ini adalah Negara demokratis, Negara yang menjunjung tinggi masyarakatnya untuk berpendapat. Namun yang saya tekankan disini agar masyarakat juga tidak begitu saja menilai baik buruknya seseorang, karena seorang pemimpin tidak mungkin ingin menjatuhkan negaranya sendiri. Dan mungkin Ahok melakukan program kerjanya agar jakarta atau indonesia ini menjadi lebih baik kedepanya.
Maka solusinya alangkah baiknya jika seorang pemimpin itu kedepan nya lebih mementingkan kesejahteraan rakyatnya, karena perlu di ingat sebuah Negara tidak akan berdiri tanpa rakyat. Dan siapapun yang menjadi pemimpin untuk DKI Jakarta nantinya, semoga pemimpin tersebut bisa berlaku adil dan bijaksana, kemudian bisa menjalankan tugas nya dengan baik, dan yang paling penting adalah seorang pemimpin itu harus jujur dan bertanggung jawab.
Nama : Yuni Rahayu Ningsih
NIM : 07031181520030
M.K : Komunikasi Politik
Dosen pembimbing : Nur Aslamiah Supli, BIAM., M.Sc