Dijanjikan 3 kursi menteri demi harga diri atau menjual diri...?
Dalam sebuah kesempatan aku ngobrol dgn orang yg mengaku sbg orang dekatnya Capres Cawapres (ring satu, katanya). Ternyata dia adalah teman dekatku juga saat masih kuliah dan kini mengadukan nasibnya di pusat kekuasaan.
Dia mengutarakan bahwa agar aku (kita) ikut mendukung Capres "tegas" karena sudah ada "deal" dengan Sang Capres dan Sang Cawapres untuk mengalokasikan 3 jatah kursi menteri dgn catatan mengumpulkan 10% suara se-Indonesia. Asumsi itu didapatkan dgn menghitung kekuatan para Camat, Lurah dan Kades yg ada di Indonesia.
Aku cukup menjawab "Aku gak pikirkan itu" alias "I don't think about that". Hihihihi... Mau Jokowi atau Prabowo jadi Presiden, kami di daerah tetap saja bertarung hidup mati demi karir kami sendiri tanpa bantuan kalian yg di pusat sana.
Sebenarnya ini masuk kriteria bagi-bagi kursi atau janji-janji politik yg diberikan oleh sang buaya ke seekor kadal, kah? Bagaimana dgn "jatah" parpol pendukung atau orang yg mati2an membela sang jagoan? Masih banyakkah cermin di sekitar kita? Jika ada, maka berkacalah... UU ASN siap di depan mata untuk dikritisi daripada sok sibuk mencari simpati dgn mengedepankan emosi bahkan gengsi.
Sebenarnya aku akan lebih respek jika kita saling menghargai perbedaan, bukan memberikan pemaksaan, toh kita sudah dewasa bukan anak kecil yg masih hidup dgn menghamba pada orang tua. Di samping itu, aku akan memberikan dukunganku hanya kepada orang yg baik dan paham dan mengetahui seni dalam memerintah bukan kepada orang yg taunya mendikte dan otoriter dgn keakuan dan ambisinya yg tak berbatas.
Aaahhh kau ini.... TIGA MENTERI...
Menteri Sunat, Menterimasaja, Menterimakasih.
Eeehhh... Ternyata aku dihapus dalam pertemananannya di FB ini. Inilah politik yg jahat dan tak sehat, Â justru menjauhkan antar teman bahkan saudara sendiri tatkala para capres dan cawapres tidur nyenyak menunggu mimpi indahnya di 9 Juli nanti.