Mohon tunggu...
Yunintya ShintaCahyani
Yunintya ShintaCahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perempuan

Mahasiswa kupu-kupu setengah kura-kura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permainan Kognitif? Berikut Karya PMM UMM 69 Gelombang 6 dalam Kembangkan Kreativitas Anak

1 Juli 2021   21:00 Diperbarui: 1 Juli 2021   21:00 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Veronica (2018), perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu untuk distimulasi sejak dini. Hal ini berhubungan dengan pola berfikir, pemecahan masalah dan imajinasi anak. Pelaksanaan permainan tentunya menjadi hal yang menyenangkan bagi anak, apalagi jika permainan tersebut melibatkan warna dan benda yang bermacam-macam. 

Pada Minggu (20/06/21), PMM UMM kelompok 69 gelombang 6 memunculkan ide baru dalam sebuah permainan, dimana permainan ini dibuat semenarik mungkin dengan berbagai macam bentuk dan warna. Berdasarkan KBBI, bermain merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu untuk bersenang-senang. Permainan ini dapat disebut dengan permainan kognitif, yang diimplementasikan kepada anak-anak desa Pesanggrahan kota Batu Jawa Timur. Permainan kognitif ini dilakukan oleh 25 anak di desa tersebut, dan berhasilmembuat anak-anak menunjukkan kreativitasnya.

Masih banyaknya masyarakat yang belum memahami pentingnya masa bermain terhadap tumbuh kembang anak khususnya dalam hal kognitif, menjadi alasan dari pembuatan permainan ini. Menurut Bayna (2017), orangtua sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak, dan kebutuhan- kebutuhan anak pada kategori usia 5-6 tahun.

Siapa sih yang tidak tertarik jika mendengar kata permainan ? Menurut Muazzomi (2014), bermain dapat memunculkan berbagai manfaat bagi anak, seperti anak dapat melakukan kegiatan fisik, dapat bersosialisasi dengan teman, memicu kreativitas, anak menjadi aktif dan kreatif mengembangkan ide dan pikirannya. Selain itu, Muazzomi juga menjelaskan jika bermain dapat mencerdaskan otak anak, dimana dapat memperkaya cara berpikir anak, cara penyelesaian masalah, melatih perasaan anak, pikiran, dan sikap anak.

Proses bermain anak kali ini tentunya tidak dibiarkan begitu saja, tetapi divariasi sehingga anak tertarik dalam bermain permainan kognitif ini. Kelompok 69 gelombang 6 ini memodifikasi beberapa permainan, seperti batu tempel, mewarnai dengan gradasi, pisah karet, tebak gaya, batu bernomor, dan lain-lain. Permainan ini tentunya membuat anak menjadi tertantang untuk lebih memainkan pemikiran dan kreativitas mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun