Mohon tunggu...
Yuni Maulidatul Mukarromah
Yuni Maulidatul Mukarromah Mohon Tunggu... Notaris - Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah

Mahasiswa IAIN JEMBER Prodi Hukum Ekonomi Syariah Angkatan 2018

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Profil Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember

16 Desember 2019   06:21 Diperbarui: 16 Desember 2019   09:47 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pondok pesantren Assunniyah adalah sebuah pondok pesantren di kabupaten Jember,Jawa Timur.Pondok pesantren yang berada di Desa Kencong kurang lebih 45 km dari pusat kota Jember dan kurang lebih 23 km dari kota Lumajang.Pondok pesantren Assunniyah Kencong merupakan pondok pesantren yang masih mempertahankan sistem salaf dalam setiap kegiatan belajar,dalam arti lebih memprioritaskan pendidikan agama dan pendalaman kitab kuning, dengan memisahkan antara santri putra dan santri putri dalam ruangan yang berbeda.

Pondok pesantren Assunniyah didirikan oleh KH.Djauhari Zawawi tahun 1942 yang berawal dari pengajian biasa.Padatahun 1945 pesantren ini dibubarkan menyusul serangan umum tentara Belanda di wilayah Kencong.Assunniyah kembali dihidupkan setelah Indonesia berdaulat secara penuh pada tahun 1949.Pada awalnya pondok pesantren Assunniyah adalah berupa pengajian untuk masyarakat umum yang dikelolaoleh KH.Djauhari Zawawi di ndalem.Lama kelamaan pengajian ini dikenal masyarakat hingga keluar Kabupaten Jember,maka berdatanganlah santri -- santri mondok di pesantren ini.

Awalnya KH.Djauhari sendiri yang mengajar tiap -- tiap pelajaran.Baru setelah diantara santrinya ada yang dianggap mampu ,maka santri senior ini diutus untuk mengajari santri juniornya.Pada dekade tahun 1961-an santri disana sudah banyak hingga KH.Djauhari tentu sangat kewalahan untuk mengajar langsung kepada semua santrinya.Maka diantara santri senior mengusulkan kepada beliau agarmengajar ngaji weton saja,dan urusan madrasah biar ditangani oleh para santri senior.

Kemudian madrasah yang awalnya hanya disebut tingkat imrithi,alfiyah awwal atau alfiyah stani dan sebagainya,ditubah dan dibentuk menjadi madrasah dengan sistem klasikal.

Madrasah dibagi menjadi 3 marhalah/tingkatan :
a. Shifir (terdiri dari 2 kelas : Shifir awwal dan Shifir tsani)
b. Ibtidaiyah  (terdiri dari 3 kelas : satu,dua dan tiga)
c.  Tsanawiyah (terdiri dari 3 kelas : satu,dua dan tiga)

Pada tahun 1977,pesantren Assunniyah menambah marhalah Aliyah.Sementara tingkatan Shifir dihapus dan digabungkan dengan Ibtidaiyah,sehingga jenjeng Madrasah terdiri dari :
a. Ibtidaiyah (terdiri dari 5 kelas : dua,tiga,empat,lima dan enam.Kelas satu ditiadakan)
b. Tsanawiyah tetap terdiri dari 3 kelas
c.  Aliyah juga terdiri dari 3 kelas,tetapi untuk kelas 3 merupakan kelas pengabdian (semacam KKN).Santri ditugaskan mengajar diluar pesantren,baik di wilayah Kencong atau luar Kencong,bahkan sampai luar Jawa.Masa pengabdiannya selama 1 tahun,bisa ditambah bila dipandang perlu dan adanya persetujuan antara pihak yang ditempati tugas dan pengurus pesantren.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun