Mohon tunggu...
Mayun May
Mayun May Mohon Tunggu... Guru - Yuni Maulidiyah

Pengusaha kata, pejuang pagi, pecinta siang dan perindu malam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tujuh Tujuh yang Lalu

13 Agustus 2021   17:19 Diperbarui: 13 Agustus 2021   17:26 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu tahun lalu
Kita masih menunggu bis di persimpangan kota
Menyambut pagi yang memunculkan mentari namun terik menyengat walau masih pukul 06.00 pagi

Masker, jaket, helm
tak terganti menanti sembari melihat lalu lalang truk kontainer, truk bensin dan yang lainnya
Menepi di bawah pohon yang tak ku tahu namanya
Teduh berjejer dengan jarak orang yang menanti pula

Ulang tahun ikatan cinta
Yang tersematkan cincin tanda kau setengah milikku
Tidak, lebih tepatnya akulah setengah milikmu
Yang pagi itu kita rayakan dengan berjarak aku di sini dan kau menuju ke sana dengan putaran roda empat lebih

Kini, khitbah itu telah berlalu 4 tahun
Kau dan aku mengarungi rasa dalam atap yang sama
Berbeda di bulan-bulan sebelumnya
Mari menanti kekasih
Nikmati segalanya hingga Tuhan memberikan apa yang ia takdirkan untuk kita.

7.7🤍

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun