Mohon tunggu...
Mayun May
Mayun May Mohon Tunggu... Guru - Yuni Maulidiyah

Pengusaha kata, pejuang pagi, pecinta siang dan perindu malam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerbong-gerbong Rinduku

4 Januari 2019   20:39 Diperbarui: 4 Januari 2019   20:41 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desis masinis berjarak mendekat
Meletupkan suara asap pada rel besi menggerigi
Sejenak kakimu terhenti --dihadapku
Peluit panjang menepi pula
Kau tanya "Apakah kau rindu?"
Roda-roda tersenyum simpul
Per mendengkur dibadan sepur.
Kereta cepat kilat pergi lagi
Pelumas mempercepatnya
Ku terpecut oleh rimbunan orang --duduk di gundukan tempatmu mengeluh
Kau bertanya nyinyir
Ku berbisik nyengir "Ku tak menunggu kau!
Daku rindu pada ramai gerbong-gerbong antrean bertiket,
daku rindu harum karat besi pada tulang stasiun ini!"
Mojokerto, 10 April 2017

Puisi ini dimuat dalam buku antologi bersama yang berjudul Kereta Kelana pada tahun 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun