4 Pelajaran Penting dalam Film Gangubai Kathiawadi

Film Gangubai Kathiawadi merupakan film berbahasa India yang tayang pada tahun 2022. 

Film Gangubai Kathiawadi menceritakan tentang perjalan hidup seorang perempuan bernama Gangubai Harjivandas atau yang dikenal dengan Gangubai Kothewali atau Gangubai Kathiawadi. 

Gangubai merupakan seorang perempuan yang ditipu oleh kekasihnya yang bernama Ramnik, ia dijual kepada seorang germo bernama Bibi Sheila dengan harga 500 rupe. Tetapi seiring berjalannya waktu, takdir membuatnya menjadi pemilik rumah bordil tersebut yang kemudian menjadi "penguasa" di daerah bernama Kamathipura.

Film Gangubai Kathiawadi diadaptasi dari "The Matriarch of Kamathipura", yang merupakan salah satu bab dalam novel "Mafia Queens of Mumbai: Stories of Women from The Ganglands" yaitu sebuah antologi kriminal karya Hussain S. Zaidi yang yang ditulis bersama Jane Borges pada tahun 2011 lalu.

Film ini disutradarai oleh Sanjay Leela Bhansali. Kemudian tokoh utamanya, which is Gangubai Kathiawadi, diperankan oleh aktris cantik Alia Bhatt. Perlu saya akui bahwa akting Alia Bhatt dalam film ini sangatlah ciamik. Standing Applause!

Film ini sebenarnya memiliki konflik yang berfokus pada bagaimana perjuangan Gangubai dalam memperjuangkan hak-hak para perempuan khususnya para PSK. Berikut ini adalah 4 pelajaran penting dalam film Gangubai Kathiawadi.

1. Pentingnya kesejahteraan perempuan. Lewat film ini, Gangubai sukses membuat hati saya begetar dengan caranya memperjuangkan hak-hak para perempuan khususnya para PSK. Ia rela mengorbankan kepentingan dan kebahagiaan dirinya sendiri demi perempuan-perempuan yang ada di Kamathipura. Ia memiliki tekad yang kuat supaya para perempuan disana tidak lagi dikucilkan dan dipandang rendah hanya karena pekerjaan mereka. Karena seharusnya pekerjaan apapun, bahkan seorang PSK sekalipun harus dihargai.
2. Semua orang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ada sebuah konflik dalam film ini yang sangat miris tapi nyata adanya, yaitu adegan dimana para anak-anak perempuan yang tinggal di rumah bordil Gangubai diabaikan, dikucilkan, diusir, bahkan sampai menerima kekerasan dari gurunya di sekolah. Semua itu terjadi tentunya karena para anak perempuan ini berasal dari rumah bordil. Padahal hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak merupakan hak semua anak, karena nantinya anak-anak inilah yang akan menjadi penerus negara. Gangubai berjuang hingga akhir untuk pendidikan anak-anak ini, harapannya adalah suatu saat anak-anak ini dapat mengubah nasib keluarganya dan nasib dirinya sendiri.
3. Setiap wanita harus menjadi wanita yang bermartabat. Gangubai jelas mencerminkan wanita yang bermartabat. Dalam pidato kemenangannya, Gangubai memberikan tiga pesan kepada perempuan-perempuan di Kamathipura, salah satunya untuk menjadi wanita yang bermartabat. Kita tidak boleh takut kepada siapapun, kita harus terus memperjuangan hak-hak kita sebagai perempuan. Ada satu quotes yang sangat bagus dalam hal ini, yaitu "If the embodiment of power, wealth and intelligence are women, then why do men have such an ego?" -- Gangubai Kathiawadi. 
4. Pantang menyerah. Perjalanan hidup Gangubai mengajarkan para penonton untuk pantang menyerah. Jika gagal, coba lagi. Gagal lagi? Maka coba lagi. Gangubai tidak pernah sekalipun menyerah kepada siapapun bahkan dalam keadaan apapun. Dengan tekadnya yang kuat, Gangubai berhasil mengubah rasa takutnya menjadi sebuah kekuatan. Hal ini tentunya patut dicontoh oleh semua orang, khususnya para pemuda-pemudi di seluruh dunia.

Sebenarnya masih banyak sekali hal positif yang dapat kita ambil dari film Gangubai Kathiawadi. Film ini dapat kalian tonton di platform film Netflix.