Menjadi blogger bukanlah tujuan saya untuk berpenghasilan. Dulu, saya sempat berangan-angan ingin menjadi wanita karier demi balas budi kepada Ibu. Ibu yang berjuang sendirian membesarkan kami berdua hingga lulus kuliah, rasanya tidak afdol bila saya tidak berbakti kepada beliau.
Lulus kuliah saya berulangkali melamar pekerjaan ke berbagai instansi, sampai akhirnya saya memutuskan bekerja di sebuah perusahaan tiang listrik yang terletak di Sidoarjo. Menjadi seorang karyawan memang dituntut mampu dalam segala hal. Dengan kata lain, kita harus menjadi bawahan yang loyal kepada atasannya.
Singkat cerita, dengan kepercayaan yang saya bangun kepada pimpinan, akhirnya jabatan saya di perusahaan tersebut makin meningkat. Pimpinan mempercayai cara kerja saya, hingga saya pun dipercaya untuk mengelola bagian keuangan perusahaan.
Alhamdulillah, dengan pekerjaan yang saya geluti saat itu, setidaknya saya bisa membantu Ibu, bahkan bisa membiayai kuliah adik. Sampai akhirnya adik pun lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana seperti saya. Meski saya bekerja di perusahaan yang tidak terlalu besar, namun saya bersyukur, bisa memiliki sedikit tabungan masa depan dan membantu membahagiakan Ibu.
Namun, beberapa waktu kemudian skenario Allah berbeda dengan impian saya. Saya yang ingin mencari batu loncatan, melamar pekerjaan ke instansi yang lebih bagus, nyatanya tidak diijinkan Allah. Saat itu saya bertemu jodoh saya, yang dalam hitungan bulan akhirnya saya resmi dilamar olehnya.
Dia seorang abdi negara yang bekerja di ujung timur Indonesia. Mau tidak mau, setelah menikah saya harus resign dari tempat kerja dan mendampinginya di Papua. Airmata sempat mengalir di pipi, mengingat balas budi kepada Ibu belum tuntas. Tetapi, Ibu tetap berbesar hati, beliau ridho dengan takdir Allah.
Jadilah saya pergi mendampingi suami, meninggalkan kampung halaman, berpisah dengan ibu dan adik, bahkan  keluar dari tempat kerja yang selama itu menyelamatkan saya dari krisis ekonomi. Bahkan, semenjak menikah status saya berganti menjadi seorang ibu rumah tangga yang menggantungkan penghasilan dari suami.
Bersyukur, meski tinggal di Papua, kami mendapatkan rumah dinas yang nyaman. Bahkan suami juga langganan IndiHome supaya internet di rumah lancar. Dengan begitu, kami bisa leluasa berkirim khabar kepada keluarga besar di Jawa.
Meski belum seluruh wilayah Papua bisa menerima sinyal internet dengan bagus kala itu, namun di Waena, tempat kami tinggal, sinyal Internet Provider dari Telkom Indonesia sangat lancar. Bahkan berkat IndiHome, saya pun bisa berkonten ria, bukan sekedar menjadi ibu rumah tangga, namun sanggup menjadi blogger yang berpenghasilan. Dari sinilah saya makin mantap menciptakan konten melalui blog.
Jadi, bagi kalian para ibu rumah tangga, banyak cara mendapatkan cuan. Yuk menjadi blogger!!!