Mohon tunggu...
Jejak Pena Yuni
Jejak Pena Yuni Mohon Tunggu... Penulis - Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

BukBer HokBen, Seperti Menemukan Keluarga Baru

30 Juni 2016   07:39 Diperbarui: 30 Juni 2016   08:20 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menu favorit saya di HokBen (dokpri)

dokpri
dokpri
Berbeda dengan mbak Erlina Ayu, beliau yang tinggal di Bali karena mengikuti dinas suami, ternyata mempunyai cerita yang berbeda. Penulis beberapa buku ini ternyata juga aktif menjadi konsultant oriflame. Caranya menjaring konsumen ternyata sangat inspiratif, dan kinipun kiprah beliau di bisnis ini makin berkibar. Sayang......demi menjadi istri yang setia pendamping suami, kini mbak Erlina Ayu telah hijrah ke Yogyakarta bersama suami dan kedua putranya, tentu karena kepindahan tugas suaminya. Hiks.....sedihnya berpisah dengan mbak “Ayu”.........

dokpri
dokpri
Lain lagi cerita mbak Sri Rahayu. Wanita cantik nan mungil ini ternyata dulu pernah satu universitas dengan saya, yaitu Universitas Brawijaya Malang namun beda fakultas. Demi menjadi istri setia pendamping suami, beliau hijrah ke Bali bersama kedua putranya. Yang membuat saya salut, walau mbak Sri demikian repotnya mengurus putranya yang hiperaktif, namun tak membuatnya diam tak berbuat apa-apa.

dokpri
dokpri
Ditengah kesibukannya menjaga Favian, putra keduanya yang hiperaktif, ternyata mbak Sri mampu menjadi bunda yang inspiratif. Demi menyebarkan semangat sehat bagi masyarakat Indonesia umumnya, dan keluarga khususnya, beliau mampu menciptakan berbagai olahan sehat. Dapur Sehat Bunda Sri adalah salah satu “fanpage” yang dikelolanya untuk berbagi resep menu sehat bagi para anggotanya.

dokpri
dokpri
Bahkan, beliau seringkali diundang dalam berbagai event di Bali bersama para chef  terkenal. Nama mbak Sri Rahayu kian berkibar di ranah bisnis kuliner. Hebatnya, beberapa menu olahan dari dapur mbak Sri telah merambah sampai keluar negeri.  Inilah yang memacu beliau untuk turut andil dalam dunia kepenulisan. Berbagai buku resep masakan yang tertata rapi di rak toko buku merupakan ciptaan tangan-tangan mungilnya. Mbak Sri menginspirasi banyak orang melalui berbagai olahan sehat yang telah lulus uji di dapur pribadinya.

Terakhir ......sayapun disambut hangat oleh pelukan mbak Yuni Aisha. Mbak Yuni adalah survivor kanker yang sangat inspiratif. Ditengah usaha kerasnya melawan kanker, senyum manis itu selalu mengembang di raut wajahnya. Tak ada penyesalan atau kesedihan yang tergambar, semangatlah yang senantiasa melambari setiap kalimat yang diucapkan.

mbak Yuni Aisha ditengah-tengah anak penderita kanker (dokpri)
mbak Yuni Aisha ditengah-tengah anak penderita kanker (dokpri)
Beliau dengan getolnya menceritakan perjalanan panjangnya melawan kanker payudara yang dideritanya, hingga alat dari dr. Warsito-lah yang menjadi solusi penyembuhan penyakitnya. Mbak Yuni demikian yakinnya bahwa kanker bisa disembuhkan tanpa operasi. Satu hal yang membuat saya tertarik mendengar ceritanya, bahwa semua penyakit termasuk kanker itu berawal dari hati kita yang sedih, terjerembab dalam berbagai masalah dan larut dalam kekalutan hati. Satu-satunya jalan buatlah hati kita senantiasa gembira, hilangkan semua beban, maka penyakit itu akan hilang sendirinya.

saya, mbak Yuni Aisha dan pengelola Yayasan Kanker Anak Indonesia cabang Bali (dokpri)
saya, mbak Yuni Aisha dan pengelola Yayasan Kanker Anak Indonesia cabang Bali (dokpri)
Inilah yang membuat mbak Yuni Aisha mengisi hari-harinya dengan penuh semangat dan bergembira ria. Berbagai produk skincare herbal beliau ciptakan. Dari sinilah mbak Yuni mampu membuktikan bahwa alam kita mampu menjadi sumber kecantikan wanita. Produk skincare yang diciptakannya murni diambil dari hasil alam, bahkan telah lulus uji laboratorium dan menjadi produk yang boleh dipasarkan ke berbagai klinic kecantikan.

Hari ini, masih dalam suasana bulan Ramadhan, entah mengapa saya ingin meneteskan air mata. Teringat perjumpaan yang begitu hangat di HokBen Mall Bali Galeria. Andai sang waktu bisa diputar mundur, ingin rasanya saya berada tepat di waktu itu, saat kami berempat berbagi kisah disana.

Sayang....semua tinggal kenangan. Dan saya hanya bisa meneteskan air mata kala mengenangnya. Mbak Yuni Aisha kini telah tiada. Kepergiaannya seolah dirahasiakan. Beliau tidak ingin kami para sahabatnya sedih mendengar keluh kesahnya. Apa yang dideritanya cukup mbak Yuni dan keluarganya yang tahu. Bahkan kamipun tahu beliau meninggal, setelah satu tahun tidak mendengar kabarnya. Hiks.....

Masih teringat perjumpaan terakhir dengan mbak Yuni Aisha. Kami bertandang ke Yayasan Anak Kanker Indonesia. Disitulah beliau bercerita bahwa kanker yang dideritanya sudah sembuh total. Itulah yang menjadi penyemangat dalam dirinya untuk bangkit dan menginspirasi para penderita kanker lainnya. Bahkan, beliaupun berkeinginan untuk menuliskan kisahnya dalam sebuah buku.

Sayang.....Allah lebih sayang pada mbak Yuni Aisha. Beliau dipanggil sebelum cita-citanya terwujud. Buku itu belum selesai dibuat, kanker telah merenggut nyawanya. Hanya kenangan yang tetap terpatri di benak saya. Kehangatan BukBer di HokBen dua tahun yang lalu, membuka cakrawala saya bahwa ada banyak inspirasi disekitar kita, tak perlu menjauh. Karena dengan membuka mata hati kita, sesungguhnya inspirasi mampu membuat kita berubah menjadi baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun