Teknologi mengalami perkembangan yang pesat seiring berjalannya waktu. Inovasi demi inovasi baru muncul untuk mempermudah segala urusan manusia. Maka, tak heran apabila penggunaan teknologi sudah sangat umum digunakan pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, teknologi seakan telah menjadi suatu kebutuhan yang wajib untuk dimiliki oleh semua orang.
Sebagai contoh kecil, dimana pun anda pergi akan ditemui orang-orang yang memegang gawai. Di jalanan, di tempat pemberhentian kendaraan umum, warung-warung, rumah sakit, pusat perbelanjaan, perkantoran, sekolah, dan banyak tempat lainnya. Tak heran apabila generasi saat ini sudah mahir menggunakan beberapa teknologi sejak dini. Tidak jarang pula anak dengan usia di bawah 5 tahun sudah memiliki ponselnya sendiri.
Teknologi sendiri memang diciptakan untuk membantu kebutuhan atau urusan manusia dalam kehidupan sehar-hari. Namun, efek dari penggunaan toknologi pada anak juga dapat mempengaruhi kesehatan mental anak.
Penelitian menunjukkan 1 dari 5 anak pada usia 13-18 tahun memiliki penyakit mental yang serius sebelum mencapai usia dewasa yang disebabkan karena penggunaan gawai. Penyakit mental yang ditimbulkan antara lain seperti:
- 11% gangguan suasana hati atau mood swing
- 10% gangguan perilaku atau behaviour disorder
- 8% gangguan kecemasan atau anxiety disorder
Pada surat kabar dan situs berita online banyak ditemui kasus anak kecanduan gawai dan game online. Seperti pada kasus anak yang kecanduan game online memegang pisau dan memukul wajah ibunya, remaja asal Palembang yang mencuri kulkas milik tetangganya untuk bermain game online, dan banyak kasus-kasus yang diakibatkan dari kecanduan gawai lainnya.
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan penggunaan teknologi sebagai sarana penghibur untuk anak usia dibawah dua tahun sebaiknya kurang dari satu---dua jam per hari. Sedangkan untuk penggunaan teknologi sebagai media komukasi pada anak dan remaja harus dalam pengawasan orang tua. Hal ini dikarenakan gejala-gejala pada penyakit mental akan sulit utuk dideteksi pada anak berusia 8-10 tahun. Oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk mencegah dan mengenali tanda-tanda penyakit mental anak sedini mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H