Bagaimana kau berkaca pada hujan, tetesnya memecah setiap menghampiri tanah, atau genangan keruh meluluhkan liatan, memenuhi lobang-lobang jalan raya yang asalan membangunnya. Aku  masih di sini, meminggir bersama segerobak aspirasi yang menjadi sampah, memenuhi gerobak-gerobak parlemen setelah didorong berlelah-lelah oleh pemerhati yang peduli, tentang hutan, tentang tanah ulayat, tanah adat yang diserobot, tentang laut, tentang nelayan-nelayan pesisir yang kehidupannya hendak direklamasi, tentang ikan-ikan yang tercuri, tentang karang-karang yang hancur oleh botol-botol molotof dari tangan-tangan penjarah tak bertanggung jawab. Mafia melebarkan sayap, ketika di perbatasan pencuri mulai dikejar, para perusak bergerilya di selat-selat, di teluk-teluk kepulauan yang  jauh dari kacamata Sang Paus yang disebut-sebut "Si Gila", atau disebut "Penenggelam Kapal".
Aku masih di sini kawan, bersamamu. Menyaksikan kemirisan-kemirisan yang semakin masif karena lahan mereka mulai gersang. Mereka yang menjarah, mereka yang serakah, tapi rakyat masih buta, masih belum satu, masih mau menjadi korban-korban arahan media abal-abal yang cenderung mem-bullly, menghakimi, menjadi senjata politik, mematikan karier, dan berbagai kekuatan yang seakan terus berperang untuk menunjukkan taringnya, dan rakyat ikut-ikutan menghujat, juga kaum intelektual terus menghujat, terbodohi oleh doktrin-doktrin politik karbitan.Â
"Kolam istana masih keruh," begitulah kata seseorang. Entah sekeruh apa, dan keruhnya bagaimana, masih abu-abu seperti keruhnya. Masih banyak serigala berbulu domba, mengadu-adu biar teradu, tanduk menanduk kebijakan, seakan republik ini menjadi arena, panggungnya kepentingan.
Aku masih di sini, berceloteh dengan hujan untuk segala yang tak tertulis, untuk kata-kata buntu dari kegelisahan, untuk pemberontakan akan sejarah yang buta dan manipulatif. Bagaimana aku berpikir? Dan seperti biasa, aku masih duduk berdiam dengan ocehan-ocehan pikiran.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H