Mohon tunggu...
Boarneges
Boarneges Mohon Tunggu... Profesional -

"Tidak-kah kita merasa kehilangan orang-orang yang selama ini kita andalkan? mari kita melawan lupa,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Kelestarian Terumbu Karang Kepulauan Batu

22 Agustus 2014   18:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:51 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau melebihi 17.000 dan garis pantai lebih dari 81.000 Km. posisinya antar benua Asia dan Australia, serta Samudera Pasifik dan Hindia, dengan kompleksitas geologidengan pembenturan lempeng Eurasia, Filipina, Pasifik dan lempeng Samudera Hindia Australia, memberikan anugerah kepada Indonesia untuk memiliki keanekaragaman hayati yang memberikan manfaat sangat besar bagi masyarakat bagi kehidupan masyarakat, diantaranya dipersembahkan oleh ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. ProvinsiSumatera Utara merupakan salah satu provinsi di bagian Indonesia yang memiliki potensi alam berupa kawasan pesisir dan laut serta pulau-pulau kecil yang berpeluang untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ProvinsiSumatera Utara memiliki panjang pantai 545 Km di wilayah Pantai Timur dan 375 Km di wilayah Pantai Barat serta 380 Km di Kepulauan Nias dan sekitarnya.

Provinsi Sumatera Utara terdapat ekosistem terumbu karang dalam skala yang cukup luas, terdapat di Pantai Barat Sumatera Utara yaitu Kabupaten Tapanuli Tengah, Nias dan Nias Selatan. Ekosistem terumbu karang mempunyai fungsi dan manfaat yaitu sebagai 1) Pelindung pantai dari pasang surut, arus, badai, angin, dan erosi gelombang. 2) sumber plasma nutfah dan keanekaragaman hayati yang diperlukan bagi industry pangan, bioteknologi dan kesehatan. 3) Tempat hidup ikan-ikan, baik ikan hias maupun ikan-ikan lainnya. 4) Tempat perlindungan bagi organism kecil laut dan berbagai jenis pemangsa. 5) penghasil bahan-bahan organic yang memiliki produktivitas organic yang tinggi sehingga menjadi tempat mencari makan, tempat tinggal dan penyamaran komunitas ikan. 6) Merupakan daerah perikanan tangkap, wisata karang, penambangan karang, penambangan karang batu yang secara social ekonomi memiliki potensi ekonomi yang tinggi.

Berbagai penelitian dan pengamatan terhadap pemanfaatan sumber daya terumbu karang menunjukan secara umum bahwa terjadinya degradasi terumbu karang ditimbulkan oleh dua penyebab utama, yaitu akibat kegiatan manusia (Antrophogenic cause) dan akibat alam (Natural cause). Secara khusus di Provinsi Sumatera Utara menunjukan bahwa penyebab utama kerusakan terumbu karang di perairanSumatera Utara adalah akibat : 1) Penambangan karang dengan atau tanpa bahan peledak. 2) Pembuangan limbah industry, rumah tangga dan minyak. 3) Penangkapan ikan dengan bahan peledak. 4) Penangkapan ikan hias dengan menggunakan bahan beracun dan 5) Erosi akibat penggundulan hutan di lahan atas.Dengan adanya permasalahan tersebut telah membawa dampak terhadap kerusakan terumbu karang di perairan, sehingga sangat perlu dilaukan upaya-upaya penyelematan ekosistem terumbu karang dan dalam hal ini peran masyarakat sangat penting sekali.

Kepulauan Batu merupakan sebutan untuk wilayah kepulauan yang terdiri dari Kecamatan Pulau-pulau Batu, Pulau-pulau Batu Timur, Pulau-pulau Batu Utara, Sigata, Simuk, Tanah Masa dan Hibala, wilayah kecamatan ini terdiri dari berbagai pulau-pulau kecil yang merupakan wilayah di luar pulau nias yang terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil di selatan pulau Nias. Kepulauan ini masuk dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Nias Selatan. Kebanyakan desa-desa di kecamatan Pulau-pulau Batu berada di pulau-pulau kecilyang saling terpisah satu sama lainnya, untuk akses antar pulau, masyarakat menggunakan perahu mesin atau kapal kecil. Daerah kepulauan ini memiliki sumberdaya laut yang potensial, sebagian besar masyarakatnya adalah sebagai nelayan. Kepulauan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah perikanan dan juga daerah wisata mengingat potensinya yang sangat besar, namun sayangnya perhatian dari pemerintah untuk mengembangkan kepulauan ini sangat kecil, sehingga perkembangan kesejahteraan masyarakat cenderung lamban. Sebagai daerah pesisir dan juga kepulauan sudah tentu terumbu karang di daerah ini akan menjadi sebuah kekuatan apabila ada sebuah usaha konservasi baik itu oleh masyarakat maupun pemerintah, berdasarkan penilaian penulis, keberadaan terumbu karang di kepulauan ini sudah mulai mengalami degradasi dan hal ini bisa menjadi masalah bahkan ancaman kelestarian laut kita apabila dibiarkan.

Beberapa hal yang menyebabkan degradasi di terumbu karang di kepulauan ini adalah sebagai berikut : 1). Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya terumbu karang sehingga masyarakat cenderung apatis akan keberadaan pentingnya terumbu karang di sekitarnya, 2). Maraknya penangkapan ikan tidak ramah lingkungan oleh nelayan baik dari dalam maupun dari luar wilayah Kepulauan batu, mengingat wilayah perairan Kepulauan Batu menjadi daerah penangkapan ikan di sekitarnya seperti nelayan dari Sibolga dan Padang, Sumatera Barat, sehingga penggunaan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti bom ikan dan potasium marak terjadi dan mengancam ekosistem terumbu karang. 3). Kurangnya pengawasan dari aparat terkait baik itu dari Dinas Kelautan Perikanan, TNI-AL dan POLRI, maupun lembaga lainnya sehingga bahkan beberapa pengakuan nelayan mengatakan bahwa beberapa aksi penangkapan ikan tidak ramah lingkungan tersebut “dibeking” oleh aparat, 4). Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan ekosistem terumbu karang sehingga masyarakat cenderung mengabaikan atau membiarkan ketika pengerusakan tersebut, apatisme ini juga ditambah dengan kurangnya perhatian pemerintah dan aparat sehingga masyarakat cenderung mendiamkan.

Untuk itu hal ini tidak boleh diiarkan karena tentunya akan mengakiatkan degradasi yang semakin besar, sangat perlu kerjasama berbagai pihak pemerintah, lembaga terkait, pemerhati dan masyarakat untuk bersama-sama melihat dan melakukan pencegahan pengerusakan untuk kelangsungan kelestarian laut ke depannya. Dalam hal ini : 1). Pemerintah daerah melalui dinas terkait, lembaga-lembaga, organisasi/LSM, atau insan pendidikan juga hendaknya memberikan penyuluhan-penyuluhan, edukasi, pendidikan kepada masyarakat akan pentingnya melestarikan laut dengan menjaga kelestarian terumu karang, penekanan dalam hal ini sangat penting untuk menyadarkan masyarakat, 2). Meningkatkan monitoring/pengawasan kepada kapal-kapal penangkapan ikan baik dari luar maupun dari dalam daerah untuk menghindari pelanggaran jalur fishing ground dan juga untuk mencegah terjadi penangkapan ikan tidak ramah lingkungan, 3). Aparat terkait Dinas Kelautan dan Perikanan, POLRI dan TNI AL, serta dinas terkait lainnya untuk meningkatkan patroli pengawasan di sekitar perairan kepulauan, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa terlindungi, melaksanakan tugas pokoknya sehingga masyarakat dapat menilai keberadaan aparat dan tidak dianggap “beking”.

Bumi kita hanya satu, laut kita juga satu, mari kita jaga bersama, laut kita adalah untuk masa depan kita mari kita jaga kelestariannya untuk bocah-bocah nelayan yang kelak akan menjadi generasi penerus kita.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun