Politik di Jakarta menjelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Periode Tahun 2017-2022 semakin memanas. Tidak heran dengan hal ini, mengingat DKI Jakarta adalah daerah ibu kota yang tentu saja menjadi perhatian dan juga barometer perkembangan Negara. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI baru akan berlangsung tahun depan. Akan tetapi, sejak saat ini, sudah mulai bermunculan nama-nama yang didaulat akan menjadi pesaing Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Bahkan, sudah ada yang menyatakan diri siap untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Sementara itu, nama-nama lain yang muncul sampai saat ini dirasa masih selentingan saja. Nama-nama calon yang muncul pun memiliki latar belakang yang begitu beragam. Ada yang memiliki latar belakang pengusaha, politisi, sampai elite politik di partai tertentu dan bahkan artis.
Hari ini, sebuah kejutan dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memutuskan tidak akan maju dalam Pilgub DKI. Ridwan Kamil mengaku ada proses panjang yang ditempuh sebelum mengambil keputusan tersebut. Sejak lebih dari setahun lalu, ia digadang-gadang sebagai kandidat kuat untuk jadi pesaing Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI. Tapi pemberitaan soal hal itu terus naik-turun. Akhirnya dalam kurun tiga bulan terakhir, wacana mendorong Emil manggung di DKI semakin menguat. Hal itu membuat dia goyah dan mempertimbangkan untuk maju.
Setelah berdiskusi dan menerima berbagai masukan dari banyak pihak, dengan legowo Bang Kamil menyatakan tidak akan mencalonkan diri pada Pilkada DKI Jakarta dan akan fokus membangun kota bandung. Hal ini tentunya memberikan angin segar bagi pendukung Ahok, juga angin segar untuk warga Bandung yang sampai saat ini masih salut dengan pemimpinnya, dan tentu saja, ini menjadi bumerang bagi beberapa pihak yang berkepentingan politik tentunya.
Haji Lulung, Ahmad Dhani, musisi yag digadang-gadang akan mencalon di Pilkada DKI jakarta, juga Farhat Abass yang sempat muncul namanya oleh media hendak ikut bersaing, bahkan sempat beredar kabar ingin berpasangan dengan Ahmad Dhani, kunjungan pertamanya di Kalijodo yang sempat menjadi berita heboh, dan mengeluarkan berbagai pendapat miring dan hari ini Kalijodo telah diratakan. Apa tindakan mereka?
Sandiago Lino, Pengusaha yang juga politikus Partai Gerindra ini mulai memantapkan langkahnya. Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengajukan diri sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah 2017. Meski belum menentukan akan maju lewat jalur independen atau partai, Yusril sudah memetakan sejumlah masalah ibu kota yang akan ditanganinya. Nama Adyahksa Dauld, mantan Menpora era SBY pun juga ikut dimunculkan oleh bebeberapa forum masyarakat.
Agama dan etnis pun ijadikan modal politik oleh beberapa pihak, sebuah kejadulan yang matang, dan tentu saja ini akan mewarnai persaingan para kandindat. Partai-partai politik, kecuali Nasdem yang sudah menetapkan sikap, masih menunggu perguliran waktu, mempelajari tingkat elektabilitas kandindat yang telah dilempar ke permukaan, ditambah dengan ambisi-ambisi yang dalam hal ini saya bahasakan dengan "Sikap Anti Ahok."
Lepas dari pada latar belakang para kandindat yang hendak menyalonkan diri, siapa calon tersebut, track record-nya selama ini, satu hal yang sangat penting adalah, apakah yang akan mereka (calon-calon tersebut) lakukan untuk Jakarta? Selain Ahok yang dalam keperiodeannya telah melakukan banyak hal untuk Jakarta, pembangunan, kesejahteraan masyarakat (KJS dan KJP), dan pengembangan infrastruktur lainnya yang tentunya telah kita ketahui bersama. Lalu bagaimana dengan calon lain yang baru bermunculan selama ini?
Jakarta tidak membutuhkan komentar : "Menjadi Gubernur DKI jakarta itu mudah", ingin head to head dengan Ahok, Tolak Gubernur Non Muslim, Tolak Cina, dan berbagai embel-embel lainnya, baik itu dari calon itu sendiri maupun dari pada pendukungnya. Kembali ke pertanyaanya, Apa yang akan dilakukan untuk jakarta? Atau lebih tepatnya, apa yang akan dilakukan lebih dari yang Ahok kerjakan selama ini untuk masyarakat? Dengan berbagai kompleksitas permasalahan Ibu Kota, selama ini mereka 'ngapain' saja? Cukupkah dengan menghujat?
Semoga pertanyaan sederhana ini bisa menjadi catatan penting bagi kita untuk kemajuan ibu kota sebagai salah satu barometer kemajuan negara tercinta ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H