Mohon tunggu...
Boarneges
Boarneges Mohon Tunggu... Profesional -

"Tidak-kah kita merasa kehilangan orang-orang yang selama ini kita andalkan? mari kita melawan lupa,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Gratis: "Sebuah Tentang"

24 Maret 2016   15:47 Diperbarui: 24 Maret 2016   16:00 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Cover"][/caption]

Cinta dalam hati itu ibarat persimpangan jalan, Yugie mengawalinya di sebuah jalan lurus berhadapan dengan jalan panjang yang jauh, dalam pertengahan perjalanan menibakannya di perhentian, sebuah persimpangan. Sebuah persimpangan yang mengharuskannya memilih untuk menjejak langkah. Ketika Yugie memilih hati Regy, dia mulai menguatkan hatinya, meski akhirnya pilihan itu menyadarkannya, Reggy bukan untuknnya. Dia yang membuat lukanya sediri, dan hanya dirinya yang mampu menyembuhkannya. Yugie merasa berjalan tak begitu jauh, masih sempat berbalik arah ke simpang yang lain. Berharap baik.

Perjalanan ini terasa semakin panjang, pada persinggahannya tawa, tangis dan cinta akan mengusik menjadi rindu, memenuhi hati, memenuhi otak dan terasa ada sesuatu yang ingin lepas menjemput yang tertinggal dan mengulangnya kembali, sekali lagi, namun waktu tak akan kembali, waktunya pulang tak akan mengembalikan semuanya, meski harus melalui jalan yang sama, jalan setapak yang dulu terlewati, itu tak mungkin mengembalikan semuanya. Kehilangan-kehilangan mulai mengampiri Yugie, kehilangan cintanya, kehilangan sahabatnya, kehilangan Fina, rekan organisasinya, kehilangan yang dialami oleh sahabat hatinya, Ranitha.

Semua terasa menyesak bagi Yugie yang sedang membetah di sebuah pulau kecil dan terpencil yang mempertemukannya dengan bocah-bocah pemimpi, memperkenalkannya dengan kehidupan yang diobral oleh politisi di televisi, mengingatkannya untuk memaknai kehidupan lebih lagi. Kehidupan yang membuat rasa cintanya menumbuh pada negeri kusam ini. Tetapi luka hati masih terasa perih dan pedihnya. Dan sebuah pertanyaan abadi akan muncul kembali ke permukaan, baik itu kita ungkapkan maupun tersembunyikan. Mengapa?

Kisah dalam buku ini akan mengantarkan kita pada sebuah persahabatan, jatuh cinta, kepedulian, kehilangan, penerimaan dan rasa cinta untuk negeri kusam ini. karena kehidupan adalah untuk dihidupi.

Dapatkan BUku ini secara GRATIS dalam bentuk ebook. Bagi Kompasioner dapat mengirimkan Nama dan email di kolom komentar, bagi yang tidak terdaftar sebagai Kompasioner dapat mendapatkan buku ini dengan mengirimkan Nama dan Email di yuniasdao@yahoo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun