Sesenggukan ucap khilaf
merajuk belas kembali
tiada
sungguh kini aku bercandu sepi
sejak kala waktu kau tinggal
untuk aku biasakan
melekat menjadi raga
merebah di permukaan hening
biasi cinta menghampa
terkecap tawar
Kini kau tiba merayu
hendak melepas rindu untuk bekas luka
aku renggut bersama rapuh
hingga melumut jalari dinding hati membatu
menyoba menuai kenangan yang menua
mengusang pintu hati tertutup
menyimpan serpihan ujungnya menajam
menyayat perih
kata-kata membasi
bibir kering
Pergilah,
jalan panjang menunggu
hati sudah enggan menepi berpaut
retaknya mendayu semu
tiada lagi tempat kau kembali
bahkan sekalaunya tertakdir
entahlah!
mungkin
aku biarkan tulang rusuk mengutuh.
Â
Dalam hening, 14 Februari 2014
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H