Mohon tunggu...
Yuniarti Dwi Fatmasari
Yuniarti Dwi Fatmasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Farmasi Universitas Airlangga

Menggambar, menulis, dan membaca cerita merupakan hobi yang saya lakukan di waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melepas Penat dengan Bersepeda ke Taman Suroboyo

13 Agustus 2024   07:56 Diperbarui: 13 Agustus 2024   13:16 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Suroboyo. Foto: Dokumen pribadi

Akhir pekan yang cerah, janganlah dibiarkan terbuang sia-sia dengan berdiam diri di dalam rumah. Mari memanfaatkannya sebagai sarana membuang penat dengan melihat keindahan alam, apalagi dengan bersepeda. Bagi yang saat ini berdomisili di Surabaya, bersepeda ke Taman Suroboyo adalah salah satu kegiatan yang sebaiknya masuk ke dalam daftar akhir pekan Anda. Selain menyehatkan juga gratis tentunya.

Menghirup udara sejuk Surabaya di pagi hari akan sangat membantu menenangkan pikiran. Ditambah bila menemui suasana pasar yang ramai di perjalanan. Menyenangkan bila melihat orang lain fokus terhadap apa yang mereka lakukan. Membuat kita jadi lebih bersyukur. Ada kalanya jalanan nampak sepi dan hanya terhias pepohonan yang menyegarkan mata.

Sangat disarankan bila melewati rute Jembatan Suroboyo. Di pagi hari di hari Sabtu lalu, banyak orang yang berolahraga di sepanjang jembatan. Walaupun jalanannya menanjak dan memperberat kayuhan, namun tetap sepadan dengan keindahan yang ditawarkannya. Lautan di sisi kiri dan kanan, rasanya seperti melayang. Pemandangan matahari terbitnya juga sangat bagus.

Jembatan Suroboyo. Foto: Dokumen pribadi
Jembatan Suroboyo. Foto: Dokumen pribadi

Mendekati lokasi taman, Anda akan disuguhkan oleh pemandangan bebatuan yang membingkai pantai. Saat Patung Sura dan Baya terlihat, maka Anda sudah sampai di tempat yang dituju. Tersedia tempat parkir di seberang jalan depan taman, yang gratis untuk sepeda saya waktu itu. Tamannya sangat terawat. Bersih, tidak ada sampah yang berserakan. Bunga-bunganya juga ditata dengan cantik. Terdapat area bermain untuk anak-anak juga. Memang areanya tidak seluas yang saya bayangkan. 

Bila berjalan sedikit lebih dalam, pesisir pantai akan dengan senang hati menyambut. Pasirnya yang berwarna coklat bercampur dengan kulit kerang dan biji pinus. Pohon pinus inilah yang membuat lebih teduh, walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak juga. Kapal-kapal nelayan bersandar, terkadang menawarkan sebuah tur. Merenung sembari menikmati sinar matahari yang makin lama makin terik membantu kita menenangkan napas yang kelelahan akibat mengayuh sepeda terlalu cepat. Gelombang airnya tenang. Ombaknya kecil. Menemukan pantai yang sejajar dengan daratan rasanya seperti sebuah pengalaman yang unik, terutama bagi saya yang terbiasa dengan pantai di bawah tebing tinggi.

Pantai Kenjeran. Foto: Dokumen pribadi
Pantai Kenjeran. Foto: Dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun