Mohon tunggu...
Yuni Arti
Yuni Arti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Falkutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura, Pontianak

Try or Never!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbedaan Suasana Sebelum dan Saat Bulan Suci Ramadan pada Masa Pandemi di Desa Baru Kalbar

20 Mei 2020   13:11 Diperbarui: 20 Mei 2020   13:04 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Toko Sembako di Desa Baru -dokpri

Desa Baru, merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Luas Desa Baru (+-) 82 HA. Desa Baru sendiri terdiri dari 7 Dusun dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.010 orang dan penduduk perempuan terdiri dari 1.928 orang. Sedangkan total Kartu Keluarga (KK) yang terdaftar sekarang adalah 1.044.

Sebelum terjadinya Covid-19, kegiatan-kegiatan dalam rangka untuk memenuhi ketercukupan di Desa yang dilakukan pihak pengurus Desa seperti fasilitas-fasilitasnya Desa dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan warga Desa untuk memenuhi ketercukupan hidup masih berjalan dengan lancar dan baik. Pada saat Covid-19 ini terjadi kegiatan-kegiatan tersebut pun terhambat yang membuat ketercukupan di Desa Baru ini menjadi cukup sulit untuk didapatkan. Contoh yang paling besar adalah ketersedian sembako yang terbatas.

Salah Satu Toko Sembako di Desa Baru -dokpri
Salah Satu Toko Sembako di Desa Baru -dokpri

Menurut beberapa pemilik tokoh sembako di daerah Desa Baru ini, barang-barang sembako yang terbatas diasebabkan oleh tingkat pembelian warga yang secara besar-besaran untuk menyetok keperluan dirumah. Keterbatasan barang pokok juga diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman barang yang datang. Alasan keterlambatan pengiriman itu sebabkan dari pihak Perusahaan Produksi meminimalisir pengiriman yang berlebihan dan juga Jasa Pengiriman barang membatasi pengirimannya. 

Pernyataan ini menurut pemilik toko sembako di sekitar Desa Baru. Seperti yang diketahui juga kegiatan Perusahan-perusahaan Produksi hingga Perkantoran banyak yang tutup dan melakukan system kerja dari rumah (Online). Para karyawan yang bekerja di kantoran bisa melakukan kerja jarak jauh atau #DirumahSaja. Tetapi pekerja yang bekerja di perusahaan produksi tidak bias menerapkan hal tersebut.

Suasana Salah Satu Komplek di Desa Baru -dokpri
Suasana Salah Satu Komplek di Desa Baru -dokpri

Sebelum Covid-19 terjadi, di lingkungan Desa Baru ini biasanya setiap pagi & soreh harinya para warga desa sering melakukan kegiatan-kegiatan kecil seperti berolahraga (Zumba & Joging), anak-anak kecil sering bersepeda, dan ada juga beberapa  yang anak-anak melakukan kegiatan permainan-permainan kecil (masak-masakan dan permainan tradisional lainnya), beberapa orang yang membersihkan halaman dan para bapak-bapak aupun ibu-ibu sering berkumpul untuk berbincang-bincang. Tetapi, setelah munculnya Covid-19 ini membuat para warga desa mengurangi kegiatan-kegiatan tersebut. 

Berkurangnya kegiatan-kegiatan tersebut bukan berarti para warga jadi menutup diri dirumah secara permanen. Warga Desa juga masih melakukan kegiatan kecil seperti bersih-bersih halaman rumah, Adzan di Masjid/Musholah sekitar masih tetap dilakukan dan sesekali juga para pengurus Musholah dan Masjid melakukan kerja bakti untuk memperbaiki/merenovasi dan membersihkannya. 

Kegiatan Yasinan yang dilakukan setiap seminggu sekali juga sudah ditiadakan selama Covid-19 terjadi. Warga-warga yang bekerja dikantoran banyak yang tidak pergi untuk bekerja. Mereka pergi kekantor jika ada sesuatu yang mendesak saja. Karena dari pihak kantornya mengurangi kegiatan yang ada di kantor.

Menjelang bulan Suci Ramadhan Suasana di Sekitar Desa Baru kembali berubah dengan perlahan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, orang-orang berbondong-bondong berburu takjil dan pergi di di sore hari untuk ngabuburit menjelang berbuka puasa. Tahun ini, dimasa pandemi Covid-19 masih terjadi hal-hal seperti hingga bulan Suci Ramadhan tiba. Tidak sedikit warga yang masih melakukan rutinitas tersebut, berburu takjil dan ngabuburit. Pada waktu sore hari, bisa sangat dirasakan perbedaanya dengan waktu pagi hari dan siang hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun