Kau ulas orang lain
Kau genangi air mata orang lainÂ
Berenang riang layaknya ikan nirwana
Kau pahat pepohonan yang masih berdiri di akarnya
Kau tembakkan peluru padanya untuk menjatuhkannya
Hey sobat...
Ada yang tertinggal
Pelatuk yang kau tarik terdengar olehku
Laser yang kau arahkan tepat di dadaku terlihat jelas
Merah menyala bak dendamu padaku
Sobat, Aku menganggap kau rayi
Namun, Kau luruhkan hatiku
Kau gempur dan menghantamnya..
Remah, puing dan ambruk..
Terimakasih kau telah lupa jika kau telah jatuh
Aku tahu kau sedang jatuh hatiÂ
Jatuh pada dia lelaki dengan skin head kiri
Berkulit sawo matang
Senyum manis dan gigi biji timun
Tingginya serasi denganmu
Awas sobat..
Hati-hati, Kau tak sadar sedang berperan dengan siapa
Jika duniamu saja penuh permainanÂ
Sebenarnya kaupun masuk didalam peran permainan itu
Sobat..Â
Aku tahu kau mempunyai maksud lain terhadapku
Baik ataupun buruknya kau yang tentukan
Bila detak jantung ini sudah tak lagi bisa kau rasakan dentumannya
Maka saat itu lah niatmu menutupi hati telah dimulai
Kau sudah mampu mengeringkan air matakuÂ
Kau sudah sudah mampu memberikanku luka berpoles garam
Muram durja wajahku sinar binar wajahmu
Cerah pagiku mendung pipimu
Sobat.. Hati-hati jatuh yaaa
Lantaimu licin disana..
Aku melihatnya jelas
Sedangkan kamu tidak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H