Mohon tunggu...
Yuniar Khairani
Yuniar Khairani Mohon Tunggu... lainnya -

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Air Sebagai Sumber Harapan Masa Depan

27 April 2015   07:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:39 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air merupakan bagian paling penting kehidupan seluruh makhluk di muka bumi. Tanpa air, tak ada lagi harapan bagi kehidupan. Saking pentingnya air, senyawa paling utama ini juga berpengaruh kuat pada pembentukan peradaban. Hampir seluruh peradaban besar terbangun karena ditopang oleh melimpahnya sumber air. Mesopotamia yang disebut sebagai awal peradaban berada di antara sungai Tigris dan Euphrates. Peradaban Mesir Kuno bergantung pada sungai Nil. Pusat-pusat manusia yang besar seperti Rotterdam, London, Montreal, Paris, New York City, Shanghai, Tokyo, Chicago, dan Hong Kong mendapatkan kejayaannya sebagian dikarenakan adanya kemudahan akses melalui perairan. (sumber: Wikipedia Indonesia)

Air menutupi lebih dari 70% permukaan bumi. Senyawa ini tidak ditemukan di planet lain. Sebagian besar air di bumi bukanlah air yang bisa langsung dikonsumsi karena berada di laut dan rasanya asin. Lapisan air di bumi yang juga tak bisa dikonsumsi langsung berupa lapisan-lapisan es yang terdapat di kutub dan puncak-puncak gunung. Selebihnya, air yang terdapat di sungai, danau, mata air, sumber air tanah, bisa dikonsumsi manusia.

Seharusnya, air yang bisa dikonsumsi manusia memang bisa didapatkan dari sungai, danau, mata air, dan sumber air tanah. Tetapi kenyataannya tak semua air layak minum bisa didapat dari sumber-sumber tersebut. Asumsi bahwa air di bumi berkurang jumlahnya sebenarnya tak beralasan. Kenyataannya, jumlah air di bumi masih sama sejak pertama kali bumi ditempati manusia. Fakta sesungguhnya adalah, meski jumlah air masih sama, tetapi kualitas air konsumsi semakin menurun kualitasnya. Air yang kita minum sekarang, mungkin jauh lebih buruk kualitasnya dibanding air yang digunakan untuk mandi orang-orang 1000 tahun yang lalu.

Menurunnya kualitas air dipengaruhi oleh perilaku kita terhadap alam. Penebangan pohon, rusaknya daerah aliran sungai (DAS), diantaranya termasuk pembuangan limbah dan anggapan bahwa sungai adalah jalan menuju tempat sampah raksasa berupa laut.

Masalah air adalah masalah yang sulit terpecahkan. Anggapan bahwa air adalah sumber daya alam yang tak bisa habis menyebabkan perilaku sembrono dalam penggunaan air. Padahal air kini bukan lagi menjadi barang publik, melainkan barang ekonomi. Hal ini menyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah akan kalah oleh masyarakat berpenghasilan tinggi untuk mendapatkan barang yang masih dianggap sebagian besar orang sebagai barang publik. Tak heran jika suatu hari nanti banyak pertempuran yang terjadi karena memperebutkan sumber air.

Barangkali kita masih bisa menikmati air berlimpah untuk saat ini, tetapi di tempat lain banyak yang telah kesulitan bahkan untuk sekedar mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi. Bahkan menurut UNICEF, satu dari enam anak di Indonesia masih belum memiliki akses air minum yang aman. Negara kita juga tercatat sebagai satu dari sepuluh negara yang dua per tiga populasinya tidak memiliki akses ke sumber air minum.

Pengetahuan mengenai pentingnya air perlu dilakukan sejak dalam lingkup keluarga. Mengajarkan pada keluarga dan orang-orang terdekat kita, bahwa air bukanlah sumber daya yang murah dan melimpah. Air harus dijaga dan digunakan seperlunya agar peluang kemanfaatannya lebih besar.

Beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan diantaranya:


  1. Mandi dengan shower atau air yang mengalir.
  2. Mencuci dengan mesin cuci front loading.
  3. Mematikan keran ketika menyikat gigi atau menggunakan sabun saat mencuci tangan.
  4. Tidak membuang sampah di sungai.
  5. Menanam pohon di halaman rumah.
  6. Menghabiskan air minum kita.


14300960342098471223
14300960342098471223

Hal-hal sederhana yang kita lakukan dari lingkup keluarga, jika masing-masing dari kita melakukannya, akan menjadi sebuah gerakan besar perlindungan air. Sebuah gerakan yang mewariskan harapan di masa depan. Bayangkan, dengan gerakan sederhana ini kita telah memberi kesempatan pada anak cucu untuk menikmati air yang sama dengan yang kita dapatkan sekarang. Sungguh sebuah warisan yang sangat berharga, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun