Di lingkungan pesantren sudah tidak asing lagi jika kita mendengar istilah Muwadda'ahdan Muwajahah.Terlebih bagi para santri kedua istilah tersebut adalah sebuah kabar gembira yang datang setelah mereka menikmati dan menjalankan kewajiban mereka di pondok selama satu semester. Muwadda'ahatau yang sering kita sebut sebagai rangkaian acara penutupan tahun ajaran proses pembelajaran di pondok pesantren.Â
Pertanda bahwa tahun ajaran selama satu semester telah usai dan para santri siap menghadapi libur panjang lalu biasanya mereka menggunakan kesempatan ini untuk pulang ke kampungnya masing-masing. selain itu, dalam muwadda'ahini terdapat beberapa rangkaian acara seperti mendengarkan wejangan-wejangan atau nasihat-nasihat dari para asatidz (guru/kyai) untuk bekal ketika pulang nanti sampai kembali lagi ke pondok, pengumuman nilai hasil imtihan (ujian) dari semua mata talim, pembagian rapot dan hadiah, serta biasanya ditutup dengan mushofahah(bersalaman) antara santri dan guru.Â
Diharapkan setelah acara muwadda'ahini para santri tetap menjaga semangat dan keistiqomahannya dalam beribadah di rumah, apa-apa yang sudah di dapatkan di pondok bisa terus diterapkan di rumah. Lalu apa itu Muwajahah?
Muwajahahadalah agenda rutin tahunan yang merupakan simbol atau pertanda bahwa pembukaan tahun ajaran baru dimulai. Rangkaian acaranya pun tidak jauh berbeda dengan agenda muwadda'ah, hanya saja dalam muwajahahini agendanya lebih banyak membahas tentang rencana kegiatan atau program pondok untuk satu semester kedepan. Tak hanya itu, para santri sering menggunakan moment muwajahah ini sebagai sarana untuk silaturahmi kembali dengan para santri lain dan para guru melepas rindu setelah libur panjang, para santri juga kembali mendapatkan wejangan atau nasihat dari para guru khususnya nasihat untuk lebih memotivasi lagi para santri untuk lebih semangat dan lebih baik lagi di semester baru.
Dan malam ini saya kembali merasakan moment indah itu, saya mengikuti agenda muwajahahdi Ponpes Mahasiswa Miftahul Khoir, Bandung. Tidak ada kata selain kata bahagia yang bisa saya ungkapkan untuk menggambarkan perasaan saya ketika mengikuti agenda ini. Selain itu, saya pun mendapat banyak pesan-pesan dan wejangan dari para guru. Diantaranya :
- Pesan dari Ustadz Ajil (selaku pengasuh) PPM Miftahul Khoir,beliau berpesan bahwa Rasul bersabda "bahwa diantara amal yang paling dicintai oleh Allah itu ada 3, dan salah satunya yaitu tholabul ilmi.Beliau mengatakan bahwa keberadaan kita di pesantren saat ini adalah salah satu hal yang pasti sangat dicintai oleh Allah. Keberadaan kita di pesantren insyaallah di Ridhoi Allah.
- Maka amanat dan kesempatan ini janganlah kita sia-siakan, hidayah ini jangan sampai kita sia-siakan. Karena salah satu hidayah yang paling utama selain iman dan islam itu adalah hidayah untuk mau belajar (menuntut ilmu). Beliau pun mengajak kepada para santri untuk hayu kita bersama-sama mengukir kenangan manis di pondok kita tercinta, hayu kita sama-sama mengumpulkan bekal untuk kehidupan kita yang abadi nanti.Â
- Beliau mengingatkan kembali kepada para santri untuk kembali meluruskan niat dating ke pesantren adalah untuk belajar.
- Pesan Ustaz Bambang (Guru mata talim Syaqofah Islamiyah), beliau mengatakan bahwa sesuatu yang indah itu adanya di pesantren, tapi setelah keluar dari pesantren itu sudah tidak indah lagi. Beliau menggambarkan bahwa sedikit sekali yang bisa kita temukan berbagai hal yang sebelumnya belum kita temukan atau rasakan di luar sana tapi hanya bisa kita temukan dan rasakan di lingkungan pesantren.
- Maka ketika para santri menikmati hal tersebut maka jangan heran ketika dia sudah keluar dari pondok tidak akan kembali menemukan dan merasakan hal tersebut. Lalu beliau pun kembali mengingatkan para santri tentang wasiat dari Alm Pa Haji Asep (ketua yayasan PPM Miftahul Khoir) yaitu pertama, dawam sholat jamaah di masjid dan kedua, ta'lim.
- Sebab kedua wasiat itu adalah ruh nya pesantren maka para santri harus benar-benar menjaga kedua wasiat tersebut. Beliau juga mengatakan bahwa santri yang ilmunya manfaat itu bukan hanya santri yang pintar tapi justru santri yang biasa saja pun bisa saja dia yang mendapatkan kebermanfaatan dari ilmunya. Dan kuncinya hanya satu, agar kita mendapatkan kebermanfaatan ilmu yaitu "jangan kurang ajar sama guru." Beliau menekankan kepada para santri untuk memiliki rasa hormat terhadap guru, jangan sampai mengundang murka guru.
- Â Sebab bisa jadi itu salah satu penghambat kita dalam mendapatkan keberkahan ilmu. Beliau juga mengatakan bahwa system pendidikan terbaik adalah pesantren. Sebab kebiasaan baik yang sering kita temui dan menjadi ciri khas yaitu ketika sebelum memulai mengaji kita dibiasakan untuk terlebih dahulu mendoakan pengarang kitab atau guru-guru kita terdahulu. Kemudian salah satu syarat Husnul Khotimahyaitu mempunyai komunitas yang baik dan positif.
- Pesan Ustadz Hafidzin (Guru mata talim Jurumiyah & Kaylani, beliau sangat berharap kepada para santri bahwa dengan keberadaanya di pesantren itu dapat mencetak pribadi-pribadi yang baik dan mampu menjadi tongkat estafet keilmuan yang kemudian akan di sampaikan kepada masyarakat luas untuk diamalkan. Beliau pun mengingatkan kepada para santri akan pentingnya sikap tadzimatau hormat terhadap guru dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya kesempatan kita bisa berada di pesantren ini.
- Pesan Ustadz Haqi (PLT Yayasan PPM Miftahul Khoir), beliau menegaskan kembali kepada para santri untuk kembali luruskan niat. Beliau pun menghimbau bahwa antara santri dan elemen pesantren harus lebih terbuka, jika ada sesuatu masalah dapat langsung dikomunikasikan dengan baik kepada pihak yayasan. Beliau mengingatkan lagi perihal komitmen para santri terhadap STKS (Syahriah-Talim-Kebersihan-Shalat Jamaah).
- Pesan Ustadz Hendra (PLT Yayasan PPM Miftahul Khoir), beliau mengatakan bahwa apa-apa yang terjadi dalam diri kita itu tergantung dari bagaimana kita bersikap. Sikap kita yang akan menentukan hal-hal apa yang akan terjadi di depan yang akan menimpa diri kita. Maka para santri diharapkan untuk bisa menghargai para guru dan pesantren ketika memang proses belajar atau talim sedang berlangsung.
- Pesan Ustadz Furqon (Guru mata talim jurumiyah & taqrib), beliau lebih menekankan kepada para santri akan pentingnya rasa sebuah kesadaran, kesadaran yang muncul dari dalam diri. Sebab jika segala sesuatu nya diawali dengan rasa kesadaran sendiri itu hasilnya akan jauh lebih enak kita rasakan. Berbeda ketika segala sesuatunya harus serba atau melulu dipaksa. Terapkan sikap tersebut ketika kalian menjalankan kewajiban kalian sebagi santri di pesantren ini.
Kurang lebih seperti itu nasihat dan pesan-pesan yang saya dapatkan di acara muwajahahmalam ini. Pada intinya para guru kita ingin kita semua sebagai santrinya untuk lebih sadar akan tugas dan kewajibannya disini sebagai santri. Dan untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajiban itu dengan baik maka kita diingatkan kembali untuk terlebih dahulu meluruskan niat berada dan datang di pesantren ini untuk apa?
Bagi saya, saya masih sangat percaya bahwa pesantren adalah tempat yang baik. Tempat yang penuh dengan keberkahan. Tempat dimana banyak sekali kesempatan yang bisa kita lakukan untuk terus melakukan kebaikan. Tempat untuk belajar banyak hal. Maka dari itu bersyukurlah kepada kalian yang saat ini berada di pesantren, jangan pernah sia-siakan kesempatan ini. Sebab kita tidak pernah tau kapan hidayah itu datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H