Mohon tunggu...
yuniar firdaus
yuniar firdaus Mohon Tunggu... -

just step on it

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Kalimat Buat Mama...

19 Desember 2011   13:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:03 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

' mungkin saat ini aku berharap bahwa aku , tak pernah dewasa, tak pernah menjadi bayi atau tak pernah benar benar dilahirkan'

= delapan belas tahun yang lalu =

aku baru saja, mungkin, dilahirkan ke dunia,
aku baru saja, benar benar memiliki ibu dan ayah,
aku baru saja, terlalu bisa menangis keras-keras..
Aku baru saja bisa menghirup udara dunia..
Namun aku tidak ingat bagaimana ekspresi wajah mereka, orangtua ku ketika melihatku...
Satu kesalahan masa kecil, menurutku..

Aku mulai beranjak dewasa, entah dengan atau tanpa kasih sayang.
Aku, berbeda..
Aku, tak pernah merasa sama dengan yang lain,
aku dari dulu hingga kini, tidak banyak bicara..
Bukan karena aku tidak mau, tapi karena aku tidak pernah bisa..
Aku berbeda..
Bahkan sama sekali tak sama dengan seseorang yang tidak pernah ingin dipanggil mama olehku,,
tapi sesungguhnya, dia mama ku...

Mama yang sabar dan pemalu..
Mama sabar, karena mama tidak pernah bicara ataupun mengeluh dengan keadaanku..
Atau mungkin mama mengeluh tapi mama diam saja...???

Mama pemalu, karena dia selalu menghindar dari teman temannya,
malu karena dia seorang janda atau malu karena memiliki anak cacat seperti ku... Entahlah...

Aku adalah orang yang tidak sabar dan tidak pemalu...
Aku selalu berusaha terlihat normal di depan mama,
aku selalu berusaha bicara sebenar mungkin di depan mama,
aku bahkan berlatih bicara di depan cermin, di kamar mandi, hingga di depan nisan ayahku..
Namun percuma, aku tak bisa...

Aku tidak pemalu, karena aku tetap bergaul dalam menjalani hidupku dengan biasa saja, seolah aku adalah bagian dari dunia..
Tapi entah dunia sebelah mana yang kumaksud itu.
Karena tak pernah benar benar ada yang bisa mengerti aku...

Mama sibuk dengan dunia nya.
Dunia kerjanya.
Tapi mungkin itu hanya alibi mama untuk selalu meninggalkanku sendirian saja di rumah...

Mama tak pernah melarangku untuk berbuat sesuatu yang ku inginkan
dan mama selalu memberiku semua yang kuinginkan

ketika aku ingin handphone, mama memberinya.
Ketika aku ingin komputer, mama memberinya
ketika aku ingin kamar pribadi milikku sendiri, mama memberinya
ketika aku ingin punya sepatu model terbaru, mama masih sanggup memberinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun