Â
PENDAHULUANÂ
  Perubahan iklim menjadi tantangan global yang mendesak, memerlukan tindakan nyata dari berbagai sektor untuk mencapai keberlanjutan lingkungan. Di tengah gelombang perubahan global menuju energi bersih, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) muncul sebagai aktor kunci dalam mendukung transisi menuju Net Zero Emission tahun 2060.Â
  Industri sawit, yang selama ini salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, kini dituntut untuk bertransformasi menjadi lebih berkelanjutan di tengah sorotan dunia terhadap dampak lingkungan. Â
- Apa itu BPDPKS ?
  BPDPKS (Badan Pengolola Dana Perkebunan Kelapa Sawit ) adalah lembaga yang mengelola dana perkebunan kelapa sawit, BPDPKS didirikan untuk mendorong pembangunan dan keberlanjutan sektor kelapa sawit di Indonesia.
  Selain satu fokus utamanya adalah mendukung program pemerintahan dalam mencapai " Net Zero Emission", sebagai mana pada pidato mantan presiden indonesia Ir. H. Joko Widodo dalam KTT pemimpin dunia tentang perubahan iklim (COP28) di dubai, Jumat, 1 Desember 2003, tentang komitmen indonesia dalam mencapai net zero emission sebelum 2060. Selain itu BPDPKS juga memberikan kontribusi besar terhadap peneri,aan negara melalui kebijakan dan pengelolaan dana kelapa sawit.
- Peran BPDPKS dalam mencapai Net Zero Emission Â
  Net zero emission adalah kondisi dimana jumlah emisi zat karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap bumi. Di sini, BPDPKS memberikan kontribusi penting diantaranya :
Mendukung penerapan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) di industry kelapa sawit. RSPO adalah sertifikasi internasional yang bertujuan untuk memastikan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.Berikut adalah beberapa kontribusi yang telah dilakukan BPDPKS dalam penerapan RSPO :
1. Pendanaan dan subsidi untuk sertifikasi RSPO.
2. Pelatihan dan edukasi mengenai praktik pertanian berkelanjutan yang sesuai dengan standar RSPO.