Aku adalah Kresna dan kamu Supala. Ketika partaimu nyaris pingsan karena dua kali kekalahan, aku datang dan menaikkannya ke jenjang nasional. Tak hanya nasional, bahkan ke dunia. Aku membuatnya sejajar berdiri dan menjadi tuan rumah untuk ajang antar kerajaan. Dari keraton terdekat sekawasan, olahraga benua, bahkan G twenty.
Apatah kau lupa. Sewaktu acara tingkat tinggi non blok, orang dunia banyak bertanya, siapa itu manusia berkebaya. Kok bisa berdiri di depan menjalaninya. Ya, kamu bisa hadir karena privilege perintahku ke panitia.
Kamu adalah Supala, dan akulah Kresna. Berapa kali kau hina secara fisik. Entah kurus atau tidak pantas menjadi pemimpin. Lalu wadya balamu mentertawakanku. Ketika aku mendatangi padepokanmu, kau sediakan kursi seakan aku muridmu. Lalu anakmu, si putri kesayanganmu, mengabadikannya dengan senjata: kamera. Lalu wadya bala and kolega mentertawakannya. Biar dunia tahu, kalau aku hanya debu di kakimu.
Kamu adalah Supala, dan akulah sang Kresna. Orangtuamu, atau petinggi-petinggi partaimu tahu bahwa badanmu punya keanehan fisik. Dewa mengatakan bahwa titisan wisnu akan menyembuhkannya. Lahirmu dengan tiga mata dan empat lengan, tiba-tiba hilang di pangkuanku. Kamu dengan kecacatan masa lalu entah be el be i, ngendosaatt dan impor gula. Namun akulah yang memulihkannya.
Kamu adalah Supala, dan akulah sang Kresna. Aku yang menjadikan tubuhmu kembali normal. Lanjut kata Dewa -titisan wisnu juga yang akan mematikannya. Namun aku tlah berjanji. Tidak akan membuat partaimu mati. Kecuali dia si Supala menghina lebih dari seratus kali, di depan khalayak ramai, dan berulang-ulang. Kataku kepada para petinggi waktu itu.
Namun saat ini tibalah waktunya. Kamu terus menghina. Bahkan kau tawarkan putrimu menjadi wakil adipati. Lalu kau isukan diriku ngebet untuk tetap menjadi dewa untuk satu dewa tiga masa periodenya. Maka ini saatnya sang cakra terhunus dari warangkanya.
Hei kamu Supala aku Kresna. Senjata cakra sudah di tanganku. Para teman yang dahulunya musuhmu, telah tunduk kepadaku. Dewa dewa yang menjadi titisan keluargaku, menjadi menantu, dan menjadi iparku, walhasil semua patuh atas cakra-ku.
Akulah Kresna dan kalian semua Kurawa. Kamu semua menyanjungku laksana diri ini lebih dari manusia. Aku tetap insan biasa, yang punya keluarga, cerita-cerita lalu dan dendam masa depan.
Kamu kamu kamu semua adalah wayang, dan akulah ..... ..... ..... (titik-titik)
Tulisan ini pernah saya share di FBku tanggal 05/11/23 dengan judul "Antara Kresna dan Sisupala"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI