Tidak ada alasan bagi anak-anak untuk kelaparan di negara Indonesia. Namun hal ini terjadi  setiap hari, di setiap komunitas.Â
Program Pemerintah Indonesia untuk Makan Bergizi Gratis sangat bagus sekali dan perlu di dukung, banyaknya pro dan kontra dalam program ini sangat wajar dan perlu dipersiapkan secara signifikan. Belajar dari Negara Maju Amerika untuk mengatasi anak-anak ataupun orang-orang yang kelaparan , dan banyak yang perlu dipersiapkan adalah Dana atau anggaran, Instansi yang mengelola, Food Planner ( Perencana menu makanan), Sukarelawan ( Volunter ), Donatur ( Penyumbang Dana ), Food Supplai (Penyedia makanan / Distrubutor), Penyedia wadah makanan, Transporter ( Transportasi untuk menyalurkan makanan ), Inspektur Makanan  Inspeksi makanan sebelum di salurkan kapada anak-anak ), dan lain-lain.
Perlunya persiapan yang sangat detail guna tercapainya Program makan bergizi gratis secara maksimal untuk menangani anak-anak yang kelaparan. Kelaparan pada anak menghambat anak mencapai potensi maksimalnya. Mendapatkan makanan yang cukup adalah langkah pertama yang penting untuk memastikan anak-anak dapat mencapai tujuan mereka.
Penyebab anak kelaparan , Ada banyak alasan mengapa anak-anak mungkin tidak mendapat cukup makanan. Beberapa alasan umum meliputi:
1) Randahnya pendapatan keluarga
Meskipun orang tua dan pengasuh bekerja keras untuk menafkahi anak-anak mereka, upah yang rendah membuat mereka sulit mempunyai cukup uang untuk membeli makanan.
2) Kurangnya perumahan yang terjangkau
Meskipun ada anggaran dan penghematan, tingginya biaya perumahan dapat menyulitkan keluarga dengan anak-anak untuk membeli makanan dan membayar sewa tempat tinggal.
3) Rasisme dan diskriminasi
Tidak di pungkiri masih ada rasisme dan diskriminasi di Indonesia menjadi hambatan dalam mendapatkan makanan
Dampak kelaparan pada anak kelaparan disekolah
1) Prestasi akademis yang buruk
Anak-anak yang mengalami kerawanan pangan mungkin mengalami kesulitan fokus dan belajar di sekolah
2) Meningkatnya permasalahan kesehatan
Anak-anak yang tidak mendapat cukup makanan menghadapi risiko lebih tinggi terkena kondisi kesehatan seperti anemia dan asma.