Daripada mencoba menyembunyikan kerusakan, kintsugi menyoroti perbaikannya. Ketidaksempurnaan itulah yang membuatnya indah dan berharga. Potongan-potongan yang disatukan kembali memiliki lebih banyak cerita, tampak lebih otentik dan nyata, lebih kuat dan lebih tangguh daripada sesuatu yang masih asli.
Belajar dari budaya Jepang Kintsugi, tidak perlu menjadi sempurna untuk mewujidkan hobi.
d) Â Gelang Kumihimo
Kumihimo adalah bentuk pembuatan kepang Jepang. Tali dan pita dibuat dengan menjalin untaian. Kumihimo dalam bahasa Jepang berarti "mengumpulkan benang."Â Sejarah kepang sudah tua, telah digunakan dalam berbagai cara seperti kepang gaun istana dan pakaian mahkota, rangkaian baju besi. Benang sutra yang indah berubah menjadi satu kepang saat melewati KUMIDAI. Dan kepangnya sangat elastis, memiliki ciri khas mudah diikat dan tidak longgar.
e) Hobi Memasak masakan Khas Jepang ( Sushi, Sashimi, Shabu-Shabu, Oden, dll )
f) Hobi  Mengoleksi senjata seperti wakizashi atau Katana
Katana adalah pedang panjang yang terutama digunakan oleh prajurit Samurai, sedangkan Wakizashi adalah pedang pendek yang digunakan sebagai senjata cadangan oleh Samurai. Baik Katana maupun Wakizashi, masing-masing membawa ciri khasnya masing-masing, lebih dari sekadar alat perang bagi para Samurai. Itu adalah perwujudan fisik dari kehormatan, keberanian, dan kesiapan mereka yang gigih untuk mengatasi rintangan apa pun. Meskipun Katana mungkin lebih dikenal luas sebagai lambang Samurai, pentingnya dan keserbagunaan Wakizashi dalam keberadaan Samurai tidak boleh diremehkan.
Dalam perbandingan Wakizashi vs Katana, bukan soal pedang mana yang lebih unggul. Sebaliknya, ini tentang bagaimana kedua pedang ini, masing-masing dengan atribut dan kegunaan uniknya, bersatu untuk membentuk persenjataan lengkap yang mewakili cara hidup Samurai
g) Hobi Bela diri / Karate
Karate adalah seni bela diri Jepang yang aspek fisiknya mengupayakan pengembangan gerakan tubuh bertahan dan menyerang balik. Tema pelatihan karate tradisional adalah pertarungan dan pertahanan diri, meskipun aspek mental dan moralnya menargetkan peningkatan individu secara keseluruhan. Â Hal ini difasilitasi oleh disiplin dan upaya gigih yang diperlukan dalam pelatihan.
2) Norwegia