Mohon tunggu...
Yunia Lestari
Yunia Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa dan pembelajar di IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bantuan Kursi Roda dari Dinas Sosial Kota Bandung Dijual Oleh Penyandang Disabilitas di Kota Bandung, Apa Sebabnya? - Riset oleh Tim PKM RSH IPB

30 Juni 2024   16:56 Diperbarui: 30 Juni 2024   16:56 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi: wawancara tim Easeability dengan Bapak Yogaswara (Ogest) tanggal 23 Juni 2024

Bandung, 23--24 Juni 2024, tim PKM-RSH Easeability dari IPB University telah melakukan riset terkait biaya tambahan (extra cost) yang ditanggung oleh penyandang disabilitas fisik kepada Komunitas Disabilitas yaitu Spice Kota Bandung. Tim yang tergabung ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) ini beranggotakan 5 orang mahasiswa, yaitu Yunia Lestari, Muh Farid FB, Sulthan Farras Razin, Fahmi Maulana Ardyansyah, dan Malika Alya. Tujuan dari riset ini adalah untuk memahami karakteristik dan pengaruh biaya tambahan (extra cost) terhadap kesejahteraan penyandang disabilitas fisik.

Penyandang disabilitas fisik dihadapkan pada tantangan yang berbeda dari orang pada umumnya, terutama dalam hal alat gerak. Ketidakmampuan menggunakan alat gerak secara normal membuat mereka membutuhkan bantuan alat khusus agar bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih mandiri dan nyaman. Alat-alat bantu seperti tongkat, kursi roda, dan kaki palsu menjadi kebutuhan esensial bagi mereka.

Namun, tidak semua penyandang disabilitas mampu membeli alat bantu tersebut. Harga yang cukup mahal menjadi kendala utama, terlebih lagi karena sebagian dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Data Sistem Informasi Layanan Statistik tahun 2020 menyatakan bahwa 11,42 persen penyandang disabilitas hidup dalam garis kemiskinan, angka tersebut lebih besar dari non-disabilitas sebesar 9,63 persen (Vivi et al., 2021). Kondisi ini juga tampak jelas di Kota Bandung, di mana banyak penyandang disabilitas yang kesulitan untuk memperoleh alat bantu yang mereka butuhkan.

Untuk meringankan beban ini, Dinas Sosial bidang Rehabilitasi Kota Bandung berinisiatif memberikan bantuan berupa tongkat dan kursi roda gratis kepada penyandang disabilitas dari golongan menengah ke bawah. Langkah ini diharapkan dapat membantu mereka untuk beraktivitas dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Dokumentasi pribadi: wawancara tim Easeability dengan Bapak Yogaswara (Ogest) tanggal 23 Juni 2024
Dokumentasi pribadi: wawancara tim Easeability dengan Bapak Yogaswara (Ogest) tanggal 23 Juni 2024

Namun, ada beberapa masalah yang muncul dalam implementasi program ini. Yogaswara, seorang pejuang Guillain Barr Syndrome (GBS) dalam wawancara oleh tim Easeability PKM RSH IPB University pada tanggal 23 Juni 2024, menyebutkan bahwa alat-alat yang diberikan sering kali tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh penerima. Ada banyak kasus di mana kursi roda yang tidak nyaman digunakan atau tidak sesuai ukuran tersebut dijual kembali oleh para penyandang disabilitas. Menurut beliau yang juga seorang musisi yang dikenal dengan nama Ogest ini, penting untuk memastikan bahwa kursi roda yang diberikan memenuhi ukuran, tinggi, bahan, dan jenis yang sesuai dengan kondisi tubuh dan aktivitas penyandang disabilitas.

Dokumentasi pribadi: wawancara tim Easeability dengan Ibu Fena dari Dinas Sosial bagian Rehabilitasi sosial Kota bandung tanggal 24 Juni 2024
Dokumentasi pribadi: wawancara tim Easeability dengan Ibu Fena dari Dinas Sosial bagian Rehabilitasi sosial Kota bandung tanggal 24 Juni 2024

Dinas Sosial bidang Rehabilitasi Sosial Kota Bandung, dalam wawancara oleh tim Easeability PKM RSH IPB University pada tanggal 24 Juni 2024, menjelaskan bahwa masalah ini terjadi karena keterbatasan dana yang diberikan oleh Kementerian Sosial. Dana yang ada tidak mencukupi untuk menyediakan alat bantu dengan spesifikasi yang sesuai bagi setiap penyandang disabilitas.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan solusi yang lebih baik. Salah satu solusinya mungkin melibatkan kerjasama dengan pihak swasta atau organisasi non-pemerintah yang peduli dengan masalah ini, sehingga dana yang tersedia bisa lebih optimal dan alat bantu yang diberikan bisa lebih sesuai dengan kebutuhan para penyandang disabilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun