"Dari internet. Ya, aku  buka-buka lowongan gitu. Terus kok ada lowongan volunteer. Aku daftar aja. Keterima. Ya udah, ikut. Kan kita punya HP kalo nggak dimanfaatin buat produktif gitu kan sayang. Makanya aku cari-cari info ya pakai HP ini."
"Cerdas." pujiku. "Oh, ya, kalau jadi volunteer di Qatar mesti bisa bahasa Arab, ndak?"
"Nggak, sih. Minimal Bahasa Inggris, pokoknya ngerti apa kata orang terus bisa jawab, gitu aja."
"Memang kerjanya volunteer apa saja, sih?"
"Ya... kalo ada yang nanya tempat duduk, ruang VIP, toilet, kantin, jadwal pertandingan, yang kayak-kayak gitu, kita mesti bisa jawab."
"Oh. Terus sehari-hari tinggal dimana?"
"Semacam mess gitu, bareng-bareng sama volunteer yang lain."
"Berapa lama jadi volunteer?"
"Dari sebelum acara kita sudah disana sampai selesai."
"Oh, ya namanya siapa?"
"Aku?"Â
"Iya."
"Sofi."
"Sofi masih kuliah?"
"Aku barusan lulus Sarjana Pendidikan Islam. Kemarin pas wisuda aku masih di Qatar, jadinya ya.. tidak ikut."
"Tidak apa-apa, sih." aku menanggapi. "Oh, ya, orangtua gimana pas Sofi berangkat ke Qatar?"
"Bapak ngijinin, kok."
"Tidak khawatir?"