Mohon tunggu...
Yuni Cahya Endrawati
Yuni Cahya Endrawati Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Pemerhati Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Maaf...

20 Februari 2021   23:33 Diperbarui: 20 Februari 2021   23:49 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: retorika.id

Bayi itu tergelak di tengah jalan
Merangkak tanpa tahu arah
Hanya menangis berharap ada yang datang

Aku melihatnya dari kejauhan
Mendekat dan semakin mendekat
Tapi tiba-tiba riuh terdengar teriakan … bisikan

Meragukan keinginanku

Kaki menjadi berat melangkah
Tanganku kaku untuk meraihnya
Mataku tetap melihatnya
Namun ragaku tak mampu meraihnya, menolong
Aku hanya bisa melihatnya
Peluh air mata itu mengalir deras

Tiba-tiba sesosok yang ku kenal datang menghampirinya dengan leluasa
Meraihnya, mengendongnya dan membawa dia ke pinggir jalan

Lega memang melihatnya …
Tapi ada rasa sesal mendalam
Kenapa bukan aku …

Aku hanya bisa melihat dari jauh tanpa berbuat apa-apa
Hanya mampu berdoa ada yang selamatkan dia …
Engkau pasti tahu itu wahai bayi kesayangan
Meski terlihat kaku dan tega
Engkau tahu hatiku selalu padamu …
Love you …

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun