Mohon tunggu...
Yuni Wulandari
Yuni Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Madiun

Mahasiswa Universitas PGRI Madiun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guna Tingkatkan Kemampuan Literasi dan Minat Baca, Mahasiswa KKN-T 52 UNIPMA 2023 Bangun Pojok Baca Desa

15 Februari 2023   23:50 Diperbarui: 15 Februari 2023   23:52 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pojok Baca Desa Ngengor (Dokpri)

Rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia menjadi salah satu penyebab terjadinya keprihatinan dan pembahasan yang hangat di kalangan pegiat literasi dan pemerhati pendidikan. 

Menurut data statistik UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada pada peringkat ke-60 dengan literasi rendah. Peringkat 59 diduduki oleh Thailand dan peringkat terakhir diduduki oleh Botswana.

Sedangkan menurut Organization of Economic Co-operation and Development (OECD) dalam laporannya pada tahun 2019 yang dilakukan oleh "Program for International Student Assessment (PISA), minat membaca masyarakat Indonesia berada di peringat ke-62 dari 70." Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah, padahal membaca merupakan komponen penting dari sebuah pendidikan.

Rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, buruknya kemampuan baca. Pendapat ini diperkuat dengan adanya penelitian oleh Tim Programme of International Student Assessment (PISA) Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas yang menunjukkan kemampuan membaca anak usia 15 tahun di Indonesia sangat buruk. 

Sekitar 37,6% hanya bisa membaca tanpa bisa menangkap maknanya; dan 24,8% hanya bisa mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan. 

Selain itu sistem pembelajaran Indonesia yang belum mengharuskan anak membaca buku, yang mengakibatkan anak hanya membaca buku saat tes atau ujian saja. Sarana perpustakaan yang tersedia belum banyak ditemukan, karena perpustakaan dianggap sebagai tempat yang kurang diminati. Terakhir adalah belum adanya Lembaga formal yang menangani minat membaca buku.

Dokpri
Dokpri

Berangkat dari latar belakang tersebut, mahasiswa KKN-T UNIPMA 2023 Kelompok 52 berinisiatif mendirikan Pojok Baca Desa. Buku yang disediakan cukup beragam, mulai dari buku anak, buku parenting, buku sejarah hingga buku keagamaan. Buku yang tersedia merupakan buku sumbangan layak baca dan buku baru yang dibeli dari uang hasil donasi. Program ini mungkin tidak dapat sesukses ini tanpa bantuan dan dukungan dari Bapak Dr. Yudi Hartono, M.Pd (kepala program studi pendidikan sejarah UNIPMA).

Pojok Baca Desa ini berlokasi di balai desa Ngengor. Lokasi ini dipilih karena mudah dijangkau dan sering dikunjungi masyarakat. Dengan begitu masyarakat dapat dengan mudah meminjam atau membaca buku yang ada ketika sedang berkunjung di balai desa Ngengor.

Proses perencanaan dan pendirian Pojok Baca Desa memakan waktu yang cukup lama namun hingga pada akhirnya dapat diresmikan langsung oleh Bapak Radjianto, SH selaku kepala desa Ngengor pada Senin (13/2/2023). Bapak Radjianto berharap semoga Pojok Baca Desa yang sudah didirikan ini dapat bermanfaat untuk masyarakat desa Ngengor terlebih untuk anak-anak. "Jika anak-anak desa rajin membaca, maka kemampuan literasi mereka akan meningkat. Ilmu yang didapat dari membaca menjadi sebuah langkah kecil menuju kesuksesan mereka di masa depan." tutur Bapak Radjianto, SH.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun