Mohon tunggu...
Yuni Wulandari
Yuni Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Madiun

Mahasiswa Universitas PGRI Madiun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budidaya Ikan dan Sayur dalam Ember oleh KKN-T 52 UNIPMA 2023

15 Februari 2023   01:41 Diperbarui: 15 Februari 2023   01:46 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Rumah Pangan Lestari. Dokpri

Stunting menjadi masalah yang cukup serius di negara berkembang termasuk Indonesia. Data Kementerian Kesehatan tahun 2018 menyebutkan, hampir setengah dari kematian anak di seluruh Indonesia mencapai 7,8 juta dari 23 juta balita diakibatkan kekurangan gizi. Stunting itu sendiri adalah gangguan pertumbuhan kronis pada anak akibat kekurangan nutrisi dalam waktu lama. Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).

Anak dalam kondisi stunting umumnya bertubuh lebih pendek dibanding anak seusianya. Seorang anak yang bertahan dengan kondisi ini, cenderung memiliki kemampuan belajar yang rendah dan lebih rentan terhadap penyakit.

Saat ini, pada kenyataannya, pertumbuhan tinggi seorang anak berfungsi sebagai penanda berbagai kelainan patologis yang terkait dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Begitu pula hilangnya potensi pertumbuhan fisik dan penurunan perkembangan saraf. Di samping itu ada potensi menurunnya fungsi kognitif serta peningkatan risiko penyakit kronis di masa dewasa.

Selain kekurangn gizi dalam waktu yang lama, faktor lain penyebab stunting adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil dan setelah melahirkan, terbatasnya akses pelayanan kesehatan pada masa kehamilan, serta kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya masalah stunting di Desa Ngengor, mahasiswa KKN-T UNIPMA 2023 kelompok 52 memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami toga dan tempat budidaya ikan dan sayur dalam ember. Pemanfaatan lahan ini merupakan program kerja kelompok 52 yang bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dengan judul program Kawasan Rumah Pangan Lestari.

Budidaya ikan lele dalam ember. Dokpri
Budidaya ikan lele dalam ember. Dokpri

Tanaman toga ditanam pada media polybag dengan jenis tanaman yang sering ditemui yaitu seperti jahe, kunyit, rosemary, bidara, daun dewa, lavender, jeruk purut, dan sebagainya. Sedangkan sayur yang ditanam yaitu ada sawi hijau, pakcoy, cabai, kangkung, bayam. Selain tanaman, lahan pekarangan juga dimanfaatkan untuk budidaya ikan lele dalam ember. Khusus untuk sayur kangkung dan sawi penanaman dilakukan diatas wadah yang sudah disediakan diatas ember ikan lele.

Diadakannya program ini bertujuan untuk menyediakan sumber pangan yang sehat untuk masyarakat di Desa Ngengor, terlebih untuk ibu hamil dan anak-anak. Tanaman toga yang ditanam dapat dimanfaatkan sebagai obat dikala sakit. Ikan lele yang sudah siap panen dapat menjadi lauk yang bergizi untuk masyarakat desa. Sedangkan sayur yang ditanam di atas ember lele dapat menjadi pelengkap gizi yang seimbang. Dengan begitu, masyarakat tetap dapat mendapatkan protein hewani dan serat yang dibutuhkan tubuh setiap harinya.

Mahasiswa KKN-T 52 UNIPMA 2023 berharap program ini dapat terus terlaksana dalam jangka panjang, dan senantiasa memberikan manfaat untuk masyarakat Desa Ngengor.

Penulis : Mahasiswa KKN-T UNIPMA 2023 Kelompok 52 (Tiswa, Tama, Yuni, Irfah, Ardhiya, Eva, Richardus, Qoriah, Sri, Sylvi, Dewangga, Lutkhi, Rafita, Aurora)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun