Mohon tunggu...
Yuniastuti Oryza Sativa
Yuniastuti Oryza Sativa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hanya seorang mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Love

Tak Hanya Perempuan Yang Perlu Dididik

10 Januari 2025   20:25 Diperbarui: 10 Januari 2025   20:25 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Perempuan sangat rentan menjadi korban, baik korban pelecehan maupun KDRT. Perempuan sudah diajarkan sejak dini jika menjadi istri seseorang hendaknya menurut kepada suami, lakukan apa yang diperintahkan oleh suami, hormatilah suamimu, perempuan tempatnya di dapur tidak usah belajar tinggi- tinggi. Namun, terkadang dari pihak laki-laki tersebut tidak diajarkan untuk menghormati istrinya. Karena apa? sudah tertanam pikiran dan budaya patriarki yang mana laki-laki berada di atas perempuan. Jadi, istri harus selalu nurut kepada suami. Bahkan jika terjadi KDRT yang dilakukan oleh suami dan istri melaporakan kepada orang tuanya malah sang suami yang dibela. Jadi, menurut mereka jika suami melakukan KDRT tersebut berarti istrinya sudah melakukan kesalahan. Dan saya sangat tidak setuju dengan budaya patriarki tersebut. Saya mendukung kesetaraan gender. Hidup perempuan yang melawan!

Banyak kasus pelecehan anak dibawah umur, KDRT, perselingkuhan, dan bahkan pembunuhan. Dan kebanyakan yang melakukan hal tersebut adalah lelaki yang pemabuk, sering bermain judol, pengangguran. Mereka kemudian melampiaskan emosi mereka kepada para korban tersebut atau yang lebih lemah daripada mereka. Banyak faktor yang menyebabkan kasus-kasus tersebut. Salah satunya karena budaya patriarki yang mana tertanam pikiran bahwa perempuan itu lebih lemah daripada laki-laki yang dapat menjadi sasaran empuk saat mereka emosi. Nikah muda atau nikah usia dini juga menjadi salah satu faktor terjadinya kasus-kasus tersebut. Karena kurangnya kesiapan ekonomi dan mental untuk berumah tangga maka terjadilah kasus tersebut. Dan yang terakhir yang ingin saya bahas juga mengenai kurangnya lelaki dididik untuk menjadi suami yang baik, yang dapat menghormati istri, yang dapat menghormati perempuan dan menjaga lisan serta pandangan mereka terhadap perempuan.Yang saya ketahui hanya perempuan saja yang dididik oleh orang tuanya untuk menjadi istri yang baik. Dan karena faktor budaya patriarki orang tua lelaki pun masih mengajarkan budaya tersebut kepada anaknya. Yang menjadi lingkaran setan jika tidak dimulai dari kita sendiri untuk sadar bahwa lelaki juga butuh dididik. 

Mari kita membahas tentang pelecehan seksual atau pemerkosaan. Bisa kita cari banyak pameran yang menunjukkan pakaian korban pemerkosaan. Banyak netizen atau masyarakat yang menyalahkan korban bahwa mereka mengenakan pakaian yang terbuka, pakaian yang mengundang hawa nafsu. Padahal di dalam pameran tersebut banyak pakaian korban yang hanya pakaian biasa dipakai sehari-hari. Bahkan ada baju anak-anak di sana. Yang mana memang pelaku tersebut yang bejat, pikiran mereka yang memang sudah buruk. Yang mana menjadi bukti bahwa pakaian tidak dapat menjadi alasan para pelaku untuk bertindak keji. Jadi, pendidikan untuk lelaki sangat penting. Mengajarkan anak lelaki kita untuk menjaga pandangan, menjaga nafsu. Agar tidak melahirkan karakter-karakter yang tidak baik seperti diatas.

Jadi, dengan adanya akhlak yang baik karakter yang baik maka tidak akan ada kasus-kasus tersebut. Salah satu cara untuk mendidik anak lelaki dapat dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang juga diajarkan dan dicontohkan di lingkungan keluarga, sekolah dan juga masyarakat. Mengajarkan untuk menghormati perempuan karena mereka lahir dari rahim perempuan, ibu mereka tentunya perempuan. Memang tulisan saya ini merujuk pada lelaki saja, walaupun tidak bisa kita pungkiri banyak perempuan yang melakukan kasus-kasus diatas. Namun, saya menulis berdasarkan maraknya kasus-kasus tersebut saat ini yang memang mayoritas dilakukan oleh lelaki. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun