Gresik, 28 Desember 2020, Yuni Kartika Sari merupakan salah satu mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dari fakultas Ilmu Budaya yang turut melaksanakan kegiatan KKN di masa pandemi COVID – 19 ini. Dengan bimbingan dari dosennya yaitu Fitri Norhabiba, S.Ikom, M.Ikom, Yuni melakukan kegiatan dengan tema “Belajar Bersama Masyarakat” di desa Ganggang Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik.
Pandemi COVID – 19 tidak menghalangi semangat mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan KKN mereka. Universitas 17 Agustus 1945 memiliki kebijakan baru untuk melaksanakan kegiatan KKN di domisili masing – masing mahasiswa secara mandiri dengan tujuan untuk meminimalisir risiko penularan virus COVID – 19 selama kegiatan KKN berlangsung. Pihak universitas juga selalu mengingatkan para mahasiswa untuk senantiasa taat pada protokol kesehatan dan memberi contoh yang baik bagi masyarakat di sekitarnya.
Dalam kegiatan KKN ini, Yuni melakukan serangkaian kegiatan yaitu pembuatan kelompok belajar offline siswa MI Islamiyah desa Ganggang, sosialisasi peran orang tua dalam mendampingi anaknya belajar online dan pelatihan pembuatan video pembelajaran untuk guru di MI Islamiyah. “Banyak siswa disini yang merasa bosan dengan pembelajaran online jadi saya membentuk kelompok belajar kecil untuk meningkatkan semangat belajar siswa, apalagi sebentar lagi mereka akan menjalani UAS”. – Yuni Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Lanjut Yuni, “Dalam kegiatan ini saya ingin membantu siswa, orang tua dan guru yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Saya ingin membuat belajar online tetap menyenangkan. Saya juga ingin orang tua siswa ikut ambil peran dalam pembelajaran online yang dilakukan anak – anaknya melalui sosialisasi ini”.
Sosialisasi peran orang tua ini menjadi kegiatan yang paling disoroti oleh sebagian masyarakat desa Ganggang karena beda dengan kebanyakan kegiatan sosialisasi yang dilakukan di satu tempat, Yuni melakukan sosialisasi ini dengan door to door ke rumah orang tua siswa untuk mengurangi aktivitas berkumpul dengan banyak orang. “Iya kalau untuk sosialisasi orang tua tidak bisa dilakukan di sekolah, kepala desa juga sudah menghimbau takutnya nanti beresiko pada siswa – siswa tertular virus.” Kata Pak Khoirun, kepala sekolah MI Islamiyah. Meskipun dilakukan secara door to doorkegiatan ini dapat terlaksana dengan lancar karena respon masyarakat setempat yang baik pula. Beberapa hal yang menjadi masalah orang tua ketika mendampingi anaknya belajar online salah satunya adalah keterbatasan waktu serta kurangnya pengetahuan teknologi dan materi pelajaran.
Kata Bu Pani salah satu orang tua siswa, “Senang saya diajari begini, kadang kan orang tua bingung pas anaknya belajar online, mau bantu tapi tidak paham.”
“Ternyata peran orang tua juga besar dalam kegiatan belajar onlineya. Kadang saya gak tau anak saya kesulitan apa tidak saat belajar karena tidak pernah didampingi, yang penting kelihatan belajar ya sudah tidak saya ganggu.” Ujar Hartini, orang tua siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H