Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksud Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam dunia pendidikan, sekolah hendaknya mampu menjamin kebutuhan dan mengembangkan minat bakat siswa sehingga mencapai kualitias hidup yang lebih baik lagi.
Selama mempelajari konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara, ada beberapa poin pembelaajran yang belum harus saya perbaiki, seperti:
1. Tidak kaku dalam memetakan kemampuan siswa
      Saat pembelajaran berlangsung, biasanya siswa langsung diolah menjadi kemampuan yang diharapkan seperti harus mahir menulis/berbiacara. Konsep pemikiran ini sangat bertentang dengan KHD karena setiap individu itu unik dan memiliki kodrat alam masing-masing sehingga peran guru dalam pembelajaran hendaknya memenuhi bakat yang dimiliki anak, tidak menganggap bahwa anak yang tidak mampu pada keterampilan tertentu akan dicap sebagai anak tidak pintar. Pada dasarnya setiap anak pintar, tetapi guru belum mampu mengidentifikasi dengan fokus bakat yang dimiliki setiap anak.
      Sesuai dengan evaluasi tersebut, guru harus mampu mengetahui kemampuan dan minat anak dan tidak perlu memberikan cap anak  yang tidak bisa pada beberapa keterampilan dan lebih fleksibel ketika membuat target kemampuan di tiap individu.
2. Lebih memahami gaya belajar murid
      Setiap pembelajaran di tiap kelas, guru selalu menggunakan model dan media yang sama karena dianggap paling efektif, apalagi jika telah dilakukan pada tahun yang lalu. Padahal setiap generasi dan kelas memiliki gaya belajar yang berbeda, ada kelas yang lebih suka media berupa visual, ada juga berupa auditori, bahkan ada yang lebih tertarik jika audio visual. Langkah pembelajaran selanjutnya adalah melakukan pemetaan gaya belajar siswa, proses ini dapat dilakukan di  semester awal dengan menggunakan aplikasi gfrom tentang minat gaya belajar siswa.
3. Pembejalaran disertai nilai kearifan budaya lokal
      Saat ini, modernisasi berkembang begitu pesat bahkan siswa sudah mulai terdampak berbagai budaya baik dari sikap dan bahasa. Kelemahan selama pembelajaran adalah tidak menggunakan bahan ajar dan contoh kasus yang bersumber dari kerifan lokal baik dari kesenian maupun kekhasan daerah dalam bentuk wisata ataupun makanan khas, dampak yang terjadi adalah siswa tidak menyadari atau bahkan tidak paham bahwa daerahnya memiliki nilai kedaerah yang tinggi.
      Kesimpulan yang dapat diambil dari pemikiran KHD dengan realisasi pendidikan saat ini adalah tetap memperhatikan kodrat zaman dan kodrat alam siswa. Kodrat zaman berarti guru menyadari siswa dipersiapkan untuk menghadapi masa depan, yaitu era indsutri 5.0 sehingga peran IT dan pembelajaran berinovasi serta mampu mencipta harus sudah diterapkan pada proses pembelajaran, selain itu, guru juga tetap memperhatikan minat-bakat mereka agar dapat berdampingan dengan era indrustri 5.0, serta tidak kalah penting dari itu semua adalah siswa juga tetap menjunjung nilai-nilai dan menjaga-melestarikan kebudayaan daerah.