"Dan tanggung jawab besarlah ada pada kita. Karena kita diberi anugerah untuk mencicipi kuasa yang menciptakan alam ini. Kepada kitalah terbebani tugas untuk meneruskan karya agung Sang Pencipta."
(Kredo San Sebastian)
Adalah Francine Masissou,gadis Afrika yang baru menginjak usia 13 tahun, mendapati dirinya mampu menggerakkan energi petir untuk melumpuhkan orang-orang yang hendak berbuat sewenang-wenang terhadapnya dalam ketidakberdayaannya. Dari peristiwa itu, akhirnya dia mengetahui bahwa dirinya adalah satu dari tujuh anak berbakat yang masuk dalam ramalan angka 13 atas sebuah krisis yang terjadi di negeri sihir. Kematian kedua orang tuanya yang dibunuh secara keji oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab membawanya pada sebuah lingkup baru, kota sihir rahasia di negeri Tibet yang menjadi ibukota Dunia Sihir, dan tekad baru untuk bertahan hidup.
Dengan bantuan John, salah seorang anggota Perantas yang sekaligus menjadi gurunya, ia bersama enam anak-anak multietnis usia 13 tahun lainnya digembleng oleh tujuh guru dan dipersiapkan untuk menghadapi para penyihir jahat yang berniat menghancurkan Shangri-La. Mereka hanya punya waktu 13 minggu untuk berlatih. Mereka tidak hanya belajar ilmu sihir, tapi juga geometri dan angka-angka. Sebagai anak yang paling berbakat, Francine sempat mendapatkan perlakuan istimewa dari guru-gurunya dan hal itu menimbulkan rasa iri di hati sahabatnya sendiri,Tara. Persaingan pun tak terelakkan. Ketika tiba pada hari H dimana mereka harus berhadapan dengan para penyihir jahat, dan harus bekerja sama sebagai tim, Francine berada satu tim dengan Tara. Tapi demi dilihatnya Tara terluka, tekad di hatinya untuk menjaga dan melindungi sahabatnya melecutkan semangat yang membuatnya mampu mengalahkan musuhnya.
Penggambaran setting yang indah di wilayah pegunungan Himalaya menambah apik buku ini. Beberapa pesan moral yang hendak disampaikan penulis pun akan mudah dicerna oleh kita sebagai pembaca, semisal tentang pentingnya kerjasama tim dan memaafkan kesalahan. Dan mereka adalah para penyihir yang mahir IT dan hidup di era kini, jauh dari gambaran kesan kuno dan sapu terbang.
Sekilas, sebelum membaca tuntas buku karya Ken Budha ini, mengenal Francine, Ai, Tara, Danny, Gio, Waleed dan Freddy benak kita akan melayang pada tokoh-tokoh Harry Potter dan kawan-kawannya. Namun kesan itu akan berubah begitu kita mendalami halaman per halaman dari buku ini. Yang lebih menarik dari buku ini adalah menyatunya berbagai penggambaran dari beberapa peradaban yang pernah ada di bumi.
Meski awalnya saya membeli buku ini karena penasaran dengan gencarnya promosi yang dilakukan oleh seorang sahabat, serta demi memuaskan dahaga baca saya yang selalu ingin terpenuhi, saya tidak menyesal mendapatkan buku pertama dari trilogi buku ini. Excited and worth reading :)
Shangri-La The Hidden City: Rahasia Sihir dan Angka 13
ISBN: 978-979-16110-8-4
Penyunting: Dita Sylvana, Salahuddien Gz
Cetakan I: 2011
Penerbit: dolphin
jln. Ampera II No 29 Jakarta
Tlp: 021 78847301
email: bunda_laksmi@yahoo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H