Mohon tunggu...
Yuni Rahmawati
Yuni Rahmawati Mohon Tunggu... -

aku akan berusaha menjadi mahasiswa PGSD UNS kampus V1 kebumen yg mampu bersaing secara sehat...amin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayo...Jangan Loyo, Semangat, Aktifkan Siswamu!

6 Januari 2011   00:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:55 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sesosok guru bukan sekadar menciptakan seorang pembelajar yang ahli dalam materi, namun lebih ke dalam penciptaan sebuah kebergunaan pembelajar dalam kehidupan dari aspek mana pun. Dalam proses menciptakan tersebut, tidak hanya diperlukan semangat hanya dengan menjurus sebuah pembelajaran serius, namun juga diperlukan sebuah inovasi atau pembaruan. Guru itu...harus kreatif dalam menyuguhkan sebuah pembelajaran. Hal yang dilakukan seorang guru ketika dia melakukan sebuah inovasi bukan sekadar menunjukkan kuantitasnya, tapi harus lebih menekankan pada kualitas atau kebermanfaatan kebaruan tersebut bagi perkembangan dan pemenuhan kebutuhan siswa. Pembaruan itu bisa berasal dari hal-hal yang telah ada namun dikreasikan dengan hal lain sehinga menjadi sebuah hal yang baru. Misalnya seorang guru menyelipkan sebuah penyegaran dalam pembelajaran melalui permainan peran. Memang cara tersebut terkesan telah lama, namun disinilah guru beraksi dengan berkreasi dan berimajiansi membubuhkan bumbu-bumbu sehingga menjadi hal yang lain dari yang lain. Tentu saja...harus sesuai dengan siswa, untuk kebaikan siswa, bukan untuk kebaikan guru berupa sanjungan atau pujian dari siswa atau pihak lain.Dengan penyegaran tersebut otak pembelajar menjadi lebih fresh dan pembelajarn yang dimaksud akan dapat ditangkap lebih cepat. Penyegaran melalui cara bermain peran cocok diterapkan untuk siswa kelas tiga sampai kelas enam SD yang sudah memiliki daya pikir yang cukup nalar. Namun, cara tersebut tidak dapat diterapkan dalam semua pelajaran dan cocok untuk pelajaran non-eksak atau bisa dikembangkan seperti pada pelajaran Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, dan lain-lain. Pelaksanaannya dapat dilakukan pada saat pembelajaran akan dimulai sebagai penjajagan atau pra-pemaparan, ketika pertengahan pembelajaran sebagai penyegaran atau refreshing, atau saat materi pembelajaran telah usai sebagai pemantapan, ,

Dalam pembelajaran SD khususnya di Jawa Tengah, tercakup salah satu pembelajaran mulok yaitu Bahasa Jawa. Guru yang memilih bermain peran sebagai jalan pengaktifan siswa, ketika akan mempelajari tentang tokoh-tokoh dalam pewayangan dapat membawa gambar-gambar wayang atau mengajak para siswa untuk menciptakan model wayang buatan sendiri dengan bahan sederhana yakni pelepah pisang yang sudah kering. Kemudian, guru mengajak siswa bermain dengan wayang itu seperti menebak nama gambar wayang itu, memperagakan karakter terkait dengan tokoh tersebut, kemudian menunjukkan karakter mana yang patut ditiru dan yang tidak boleh ditiru. Dengan demikian, pembelajaran yang terjadi akan lebih santai, menyenangkan, menantang yang bisa membuat siswa aktif, kreatif, namun juga tak terlepas dari sebuah keseriusan. Di sisi lain, pembelajaran tidak hanya berupa materi tetapi juga penyemaian nilai-nilai moral seperti kesederhanaan saat pembuatan wayang itu dan dari karakter tokoh yang diperankan juga dapat dicapai. Ada lagi misalnya dari tokoh pewayangan tersebut arjuna patut ditiru karena memiliki watak kesatria dan lemah-lembut sehingga siswa dapat mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu... ternyata khasiat dari bermain peran bisa memberikan efek di jangka panjang bagi masa depan siswa. Dengan bermain peran guru juga dapat mengontrol bakat siswa. Siapa tahu ada siswa yang berbakat dalam bidang itu sehingga dapat mempermudah guru dalam membantu menyalurkan dan mengotimalkan bakat yang dia miliki. Misalnya dengan mengikutkan dia dalam pertunjukan teater yang dapat semakin mengasah bakat yang dia miliki.

Seperti kata pepatah yakni tak ada gading yang tak retak, artinya segala hal tak ada yang sempurna. Di balik kelebihan pasti ada kekurangan. Cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan cara pengaktifan siswa dengan bermain peran diantaranya adalah dapat melatih kepercayaan diri pada siswa, melatih keberanian siswa berpenampilan atau berbicara di depan kelas,guru dapat menemukan bakat baru dalam berperan dan berakting, meningkatkan pemahaman terhadap pelajaran terkait, serta menciptakan pembelajaran yang aktif. Sedangkan kelemahannya misalnya tatkala cara ini hanya dipandang sebagai alat hiburan saja sehingga yang ada siswa hanya tertawa tapi dibalik itu kosong tanpa sesuatu yang bermakna, memerlukan imajinasi yang tinggi dari guru dan siswa padahal kemampuan manusia berbeda-beda, guru dan siswa tak semuanya dapat berimajinasi dengan baik.jika hal itu tetap dipaksakan, justru akan mendatangkan situasi yang kacau atau stres. Di samping itu, cara ini juga memerlukan pengelompokan peserta didik yang fleksibel serta ruang dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik.

Untuk itulah guru tidak boleh terlalu berambisi dalam melaksanakan apa yang dia inginkan. Karena belum tentu apa yang baik menurutnya tak selalu baik untuk para siswa. Guru harus pandai-pandai melakukan sebuah inovasi tepat dan menyenankan, bisa membangkitkan kegairahan siswa dalam belajar. Misalnya dapat dengan cara menghormati gaya belajar yang mereka sukai disamping tetap memberikan variasi gaya belajar untuk mereka yang guru ciptakan sendiri. Yah..namanya juga usaha...pasti ada resiko, resiko berhasil atau gagal, tapi dengan mencoba peluang itu akan muncul sehingga kemungkinan keberhasilan itu ADA! Untuk itu, selalu optimis^-^r@hm@

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun