Mohon tunggu...
John Obrak
John Obrak Mohon Tunggu... lainnya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

mendobrak statusquo\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kecap No 1 Lembaga Survey & Pengamat Bau Kecut

11 April 2014   00:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu hitungan cepat Pileg 2014 selesai banyak bermunculan analisis politik, mulai analis dadakan sampai analis yang cukup kompetensinya tampil di seluruh media nasional.

Pada pokoknya hasil analisa para analis tersebut mempunyai benang merah kurang lebih sama,

1.PDI dianggap gagal mencapai target 27.02%;

2.Demokrat terjun bebas;

3.Golkar stagnan;

4.Partai Islam mempermalukan ‘ramalan’ pengamat & lembaga survey;

5.PKB dan Gerindra prestasinya mengagumkan;

6.Nasdem lumayan.

7.Jokowi ngefek ternyata gak ngefek;

8.Kejutan Rhoma ngefek mempermalukan analisa pengamat dan survey;

Kedelapan topik analisa diatas manakah yang menarik?.

Ternyata yang paling menarik adalah seluruhnya atau kedelapan poin diatas.

Namun yang jauh lebih menarik selain kedelapan poin tersebut adalah menghilangnya sosok pengamat dan lembaga yang biasa menghiasi seluruh media cetak dan elektronik ic. internet selama ini.

Kalaupun ada satu dua yang terlihat, mereka hanya menyampaikan secara singkat dan rada ‘membela diri’ dengan ‘tidak malu’ mencoba meyakinkan bahwa opini, pengamatan dan survey mereka tetap benar yang salah adalah kita-kita, kenapa tetap mau mempercayai, membayar mahal, mendengar opini, survey dan pegamatan sepenuhnya walau sudah tahu memang bukan paling benar.

Dan kini mereka sudah kalah malu kecapnya bau kecut pula basi lagi, maka 1001 alasan dibuat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun