Sejarah ini mohon diambil pelajaran 'semangat menegakkan kebenarannya' dan 'semangat mempertahankan hak serta martabat' tidak dipahami emosional dan sempit. Sejarah kenabian juga menunujukkan peperangan hanya ditujukan kepada lawan yang jelas-jelas merampas kedua hal penting diatas. Tujuan peperangan ini juga bukan untuk ditujukan kepada sembarang pihak.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perang Badar dimasaRasulullah Muhammad SAWadalahsoal ‘mempertahankan hak’dan ‘penegakan kebenaran’. Perang Badar ini terjadi dua kali.
Kurang lebih ini ceritanya,
Perang Badar pertama disebabkan kejahatan kaum Quraish yang memprovokasi, merampok dan menyerang di wilayah perbatasan kota Madinah. Namun pada perang pertama tidak terjadi peperangan pisik sebenarnya karena kaum Quraish sudah sempat lari lintang pukang setelah melakukan kejahatan terhadap kaum kaum Muslim.
Perang Badar kedua disebut juga perang Badar Al-Kubra terjadi juga disebabkan provokasi kaum Quraisy yang memang menginginkan terjadinya peperangan secara langsung dengan kaum Muslim, sebagaimana kita ketahui bersama peperangan ini akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslim.
Walau memenangkan perang Nabi Muhammad bersabda ‘perlakukanlah tawanan dengan baik’. Yang kaya raya menebus pembebasan sampai dengan 4000 dirham, yang miskin tidak perlu membayar sementara sebagian lagi mengajar kaum Muslim sebelum dibebaskan karena diantara mereka ada yang terpelajar (sangat elegan..).
Memang provokasi tidak pernah datang dari kaum Muslim, karena kosa kata provokasi memang tidak pernah dikenal dan tidak pernah ada dalam ‘kamus’ kaum Muslim.
Semangat perang Badar diatas memberi kontribusi energi besar bagi para Pahlawan Nusantara melawan dan mengusir penjajah kolonialis dan imperialis Barat yang merampas, merampok hak dan kekayaan bangsa Indonesia dengan menggunakan kekerasan bahkan kebiadaban yang menghancurkan kehidupan dan menghilangkan jutaan nyawa anak bangsa.
Kehilangan keyakinan, martabat, harta dan tanah air adalah kehilangan segala-segalanya bagi anak bangsa sehingga harus dilawan dan diusir dari bumi pertiwi.
Menghubungkan perang Badar dengan peristiwa konflik lokal yang belum tahu apa ujung pangkalnya, penyebab, otak dan siapa provokatornya adalah pekerjaan orang-orang tertentu yang sempit dan picik memanfaatkan, mempolitisasi dan mendegradasi semangat perang Badar untuk konsumsi kepentingan politiknya.
Semoga kita memahaminya tanpa menggunakan niat dan pikiran yang sama-sama berprasangka buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H