Mohon tunggu...
John Obrak
John Obrak Mohon Tunggu... lainnya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

mendobrak statusquo\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fitch Rating: Jokowi Belum Memiliki Jejak

8 Agustus 2014   13:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:04 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenal Fitch Rating?.
Tidak, demikian jawaban kita, (tidak) termasuk anda mungkin.
Lho, kalau gak kenal ngapain repot-repot menyinggungnya disini?.

Begini, setelah saya membaca info mengenai siapa Fatch Rating (FR) dan apa yang dikemukakannya perihal Jokowi, rasanya perlu mengutipnya sebagai poin penting mengingatkan kita akan salah satu sosok capres ambisius dan sedang bertarung memperoleh kursi RI-1.

Fitch Rating adalah salah satu perusahaan pemeringkat internasional dari tiga pemeringkat tersohor, yakni Standard & Poor, Moody’s Investor Service dan Fitch Rating.
Ada juga perusahaan pemeringkat lain yaitu Japan Credit Rating Agency (JCRA) dan Rating & Information Service Inc, dsb.

Perusahaan pemeringkat atas izin yang dimilikinya berhak mengeluarkan rating. Rating ialah penilaian yang ‘terstandarisasi’ terhadap kemampuan suatu negara atau perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya. Rating dibutuhkan para investor (pemilik modal atau uang) untuk menentukan atau memastikan satu perusahaan atau negara layak mendapatkan pendanaan dari penerbitan obligasi misalnya serta seberapa besar imbal hasil yang akan diperoleh darinya.

Dalam publikasi tertulis yang dikeluarkan Fitch Rating hari Rabu kemarin FR melakukan penilaian atas perkembangan ekonomi makro maupun sebaliknya terkait rating, lebih kurang demikian publikasinya :

1. Negara berkembang masih menghadapi tantangan 1 s/d 2 tahun ke depan. Tren ekonomi melambat dan membutuhkan perbaikan struktural dikaitkan infrastruktur dan daya saing.
2. Semester II-2014, lap credit outlook nya memandang, faktor makro akan menentukan tren credit rating setahun dua tahun ke depan.
3. Ada perbaikan ekonomi dunia, bagi negara-negara berkembang momentum perubahan positif yang dimulai 2010 telah berakhir.
4. Sebagian negara berkembang ada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
5. Akibat pendanaan yang ketat negara-negara yang butuh pendanaan eksternal atau tergantung arus modal portofolio akan lebih tereskspos pada perubahan pasar.
6. Nah ini, terkait pemilu Indonesia FR mengeluarkan laporan bahwa agenda kebijakan adalah kunci untuk Indonesia.
7. Kemudian Fitch Rating menilai Joko Widodo sebagai capres yang dianggap ‘BELUM MEMILIKI REKAM JEJAK YANG LUAS DALAM SKALA NASIONAL’.

Nah lho, mengapa FR pandangan sedemikian rupa? apa dasar dan penjelasan lengkapnya?, sayang FR tidak melengkapi pernyataannnya tentang Jokowi diatas dengan penjelasan yang memungkinkan kita memahami lebih jauh tentang pandangannya tersebut setidaknya demikian yang didapat dari publikasi FR yang diterima oleh detik.com kemarin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun