...
Kekuatan halaman ini masih bertumpu pada 3 hal yaitu ‘bonar’ :
1. Membuka aiB
2. Menyebar gOsip
3. Mengumbar NARsis
Kalau anda memposting sesuatu dalam bentuk apa saja berupa informasi atau berita yang bersifat rahasia atau sensitif yang berasal dari pribadi, keluarga, tempat, kelompok kecil atau komunitas luas maka akan berpeluang menjadi ‘makanan’ para maniak gosip.
Apalagi ‘judul’ postingan paling menentukan ketertarikan setiap calon pembaca, ketika cukup dan sangat menarik maka akan langsung ‘on’ ke postingan, sebaliknya kalau tidak jangan diharap.
Perhatikan satu persatu tag postingan yang ‘berlabel’ aib, gosip dan narsis, dalam hitungan detik akan diserbu para maniak ibarat gerombolan lebah mengejar korbannya.
Aib, gosip dan narsis alias BONAR memang benar-benar layak jual, komentar akan bertubi-tubi datang dengan sendirinya mulai yang memberi komen ini itu, hingga sebaliknya komen kadang lebih seru dari pada postingan itu sendiri.
Komen satu akan dibalas dengan komen lainnya oleh pemosting atau pembaca lainnya mirip debat kusir dan tawuran elite politik.
Nah, terkait hal diatas kemarin ada dicoba postingan keprihatinan atas pengakuan seorang wanita yang kebetulan adalah seorang wartawati Tempo yang menceritakan tindakan pelecehan terhadap dirinya sebagai seorang wanita saat bertugas meliput berita terhadap nara sumbernya.
Kalau dicermati dengan mendalam, maka pengakuan itu cukup mendekati kebenaran.
Mengapa dibilang demikian?, dari isi pengakuan dalam rangkaian kisah yang sulit untuk mengabaikannya kecuali kita memang sengaja tidak percaya sama sekali.
Sang pelaku justru adalah seorang petinggi salah satu jajaran Direksi BUMN berinisial IJ yang seharusnya berada pada posisi terhormat dan diteladani.
Sayangnya ancaman kekerasan yang dilakukannya terhadap wartawan pria dan pelecehan yang dilakukannya terhadap wartawan wanita dianggap tidak ‘layak jual’ menjadi perhatian dan berita para maniak yang selama ini justru menyenangi konten yang sama.
Bahkan wartawati yang berasal dari grup media besar justru tidak mendapatkan perhatian yang ‘lazim’ dari entitas grupnya sendiri mengingat tabiat grup tersebut selama ini yang getol bermain di isu BONAR (aib, gosip dan narsis), aneh..
Entah apa alasannya.
Bisa jadi para maniak lagi malas, lagi bosan atau lagi galau.
Atau bisa jadi yang mau digosipin gak layak untuk memuaskan jiwa pergosipan.
Atau bisa jadi sang petinggi dan mayoritas maniak dari habitat yang terbiasa, berhak dan wajib melakukan kekerasan dan pelecehan wanita.
…
http://hukum.kompasiana.com/2014/09/02/sulitnya-membuktikan-pelecehan-direktur-bumn-672209.html
http://www.pikiran-rakyat.com/node/223667
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H