Mohon tunggu...
Yuneta Dwi Yunisari
Yuneta Dwi Yunisari Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tenaga Pendidik

Senang travelling dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eco-Enzym dari Kulit Buah: Solusi Kepemimpinan untuk Pengolahan Limbah dan Keberlanjutan

23 Agustus 2024   17:40 Diperbarui: 23 Agustus 2024   17:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kegiatan sosialisasi dan pelatihan eco-enzym. Dok: UM

Dalam rangka mendukung keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan pengelolaan limbah organik, proyek kepemimpinan dilaksanakan di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, khususnya di RT 01 RW 04, Desa Sitirejo. Proyek ini bertujuan untuk mengubah limbah kulit buah menjadi produk eco-enzyme yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Acara ini dimulai dengan pengumpulan kulit buah dari berbagai sumber lokal di desa, termasuk pasar dan rumah tangga. Kulit buah yang biasanya dibuang sebagai limbah kini dimanfaatkan melalui proses fermentasi untuk menghasilkan eco-enzyme. Proses ini melibatkan pencampuran kulit buah dengan air dan gula, kemudian fermentasi selama beberapa minggu hingga eco-enzyme terbentuk. Produk akhir ini memiliki kegunaan yang luas, termasuk sebagai pembersih alami dan bahan tambahan untuk pengomposan.

Selama proyek, siswa di Desa Sitirejo berperan aktif dalam setiap tahap, mulai dari pengumpulan bahan hingga produksi eco-enzyme. Mereka dilibatkan dalam proses fermentasi, pengujian produk, dan distribusi hasil akhir. Selain memperoleh pengetahuan praktis tentang pengelolaan limbah, siswa juga mengembangkan keterampilan kepemimpinan, seperti perencanaan, koordinasi, dan evaluasi proyek.

Hasil dari proyek ini diharapkan memberikan manfaat ganda. Pertama, dengan mengolah kulit buah menjadi eco-enzyme, proyek ini mengurangi jumlah sampah organik dan mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan. Kedua, keterlibatan siswa dalam proyek ini tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis mereka tetapi juga meningkatkan kesadaran komunitas tentang pentingnya pengelolaan limbah dan keberlanjutan.

Proyek ini juga berpotensi untuk memperluas dampaknya di masa depan dengan menerapkan metode serupa di daerah lain. Dengan kesadaran dan keterampilan yang diperoleh, siswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam pengelolaan limbah dan promosi praktik ramah lingkungan di masyarakat mereka.

Secara keseluruhan, kegiatan proyek kepemimpinan ini di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, menunjukkan cara yang efektif untuk mengelola limbah kulit buah, meningkatkan keterampilan siswa, dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Proyek ini memberikan contoh nyata bagaimana inisiatif lokal dapat menghasilkan dampak positif yang luas bagi komunitas dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun