Apakah saya masih merasakan perasaan/dampak yang sama jika dibandingkan dengan perasaan/dampak langsung setelah peristiwa?
Setelah mempelajari modul 2.3 saya memahami tentang pentingnya supervisi akademik untuk pengembangan diri. Supervisi bukan untuk mengevaluasi kemampuan guru semata, supervisi untuk menggali segala potensi yang ada pada diri seorang pendidik. Betapa pentingnya menerapkan coaching dengan memakai alur Tirta, dimana seseorang dibimbing dengan mencari solusi sendiri , bukan dihakimi atau langsung diberikan saran.
Dengan memerankan peran sebagai supervisor, coach, dan coachee saya mengetahui penepatan diri pada masing-masing peran. Dimana pada saat menjadi coach saya harus menahan diri untuk memberikan solusi, dan harus menggali pertanyaan yang berbobot kepada coachee, harus mengingat tentang alur tirta dan menerapkan prinsi-prinsip coaching. Setelah memalui serangkaiann tugas yang ada pada Modul 2.3 saya merasa senang dan termotivasi tentang menerapakan alur titra dalam coaching supervisi akademik.
NOW WHAT?
(Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)
Setelah begitu pentingnya menerapkan Alur TIRTA dan prinsip -- prinsip coaching pada saat akan supervisi Akademik, semoga kata supervisi tidak lagi ditakuti oleh rekan-rekan guru lain. Dengan menggunakan Alur titra pada saat coaching permasalahan yang dialami oleh guru lain/ rekan kerja  dapat diselesaikan dengan cara menggali solusi oleh guru tersebut. Semoga saya dapat menerapkan Alur Tirta  dan prinsip- prinsip coaching dalam kegiatan pengajaran yang ada di sekolah tempat saya mengajar. Â
Salam guru penggerak," tergerak, bergerak dan menggerakan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H