Mohon tunggu...
Yunda fithriyah
Yunda fithriyah Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa Sastra Inggris IAIN Surakarta

Tutor bahasa Inggris, Founder Foreign Language Community. Director Foreign Language Community.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anda Sering Ngaca? Begini Gejalanya dalam Psychology

7 Agustus 2020   17:15 Diperbarui: 7 Agustus 2020   19:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: sohu.com)

BDD (body dysmorphic disorder ) merupakan salah satu  gejala psikologi yang membuat sesorang kekurangan kepercayaan diri tentang penampilanya secara berlebihan. Sering dihantui rasa insecure tentang penampilanya, missal merasa kurang percaya diri karena merasa hidungnya kurang mancung, kulitnya agak gelap, atau merasa tubunya agak gendut.

Gangguan ini membuat seseorang memberikan anggapan negative terhadap dirinya sendiri, seperti tidak menerima kekurangnya. Dampak negatifnya juga berpengaruh terhadap controlling Self-Confidence seseorang. Orang yang memiliki gangguan BDD condong akan menghabiskan waktu lebih lama di depan kaca hanya untuk mempertimbangkan penampilanya apakah sudah baik atau tidak, dan selalu ingin tampil perfectionist didepan orang banyak,  mereka akan menghabiskan fikiranya untuk mengevaluasi tenteng  bagaimana tanggapan orang lain tentangnya, baik dari segi wajah, busana, ataupun stylist lainya.

Orang yang mengalami ganguan ini tidak akan segan-segan melakukan perubahan terhadap penampilanya; menggunakan kosmetik secara berlebihan, stylist yang membuatnya beda dari yang  lain, bahkan mereka tak segan segan akan  melakukan oprasi plastic. Dalam buku "How The Psychology Work" di Amerika Serikat mengungkapkan ganguan ini  telah  menyerang siapa saja baik laki-laki atau perempuan dengan sekala rata-rata yang sama. Secara psikis orang yang mengalami ganguan psikologi BDD akan condong lebih mudah menjadi korban Iklan kecantikan, rela menghabiskan tenaga dan uang dalam sekala besar demi menuruti kepuasanya.

Biasanya ganguang ini timbul oleh rasa depresi, sosial anxiety disorder, generalization anxiety disorder atu  oleh sejarah masa lalu seseorang yang mungkin tidak mendapatkan sambutan baik dalam kehidupan sosialnya sehingga membuatnya ingin show up atau balas dendam dengan cara memperbaiki penampilanya. Cara ini sebenaranya bukanlah jalan solutive akan tetapi hanya membuatnya merasa tertekan secara psikis hanya demi untuk mendapat tanggapan baik dari orang-orang.

Terapi medis yang bisa dilakukan bagi gejala ini bisa dengan melakkan konsultasi kepada Dokter yang menangani masalah kejiwaan (physciatrist) berupa; Cognitive Behavioral Therapy, dan Antidepressant yg berupa Anti-Anxiety Medication. Cognitive Behavioral Therapy merupakan salah satu   terapi psikologi dengan menganalisis gejala pasien dari kebiasaannya. Sedangkan Anti-Anxiety Medication adalah pisikal terapi yang dapat membantu seseorang untuk mengurangi gejajala stress, panik akut, depresi dan lain sebagainya.

Selain terapi secara medis gejala ini juga bisa dilakukan secara mandiri dengan cara menimbulkan kesadaran tentang apa itu BDD, penerimaan terhadap dirinya sendiri, rasa syukur dan bangga dengan apa adanya dirinya. Cara lain juga bisa dengan membaca buku motivasi yang memberikan empowering tentang self-worthy untuk meningkatkan self-confidence, menilai sesuatu tidak hanya dari penampilan, dan juga proyeksi untuk menfilter padangan atau pendapat orang lain tentang hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun