Mohon tunggu...
Yunda Awalia Putri
Yunda Awalia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Nursing Student at University of Indonesia

Hello! People know me as Yunda. I'm always passionate when it comes to writing! I look forward to your comments:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplorasi Stereotip tentang Kesetaraan Gender dalam Profesi Keperawatan

22 Desember 2023   00:54 Diperbarui: 22 Desember 2023   01:21 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pngtree


Hingga kini, pada umumnya warna putih telah menjadi identitas profesi perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan. Warna putih digunakan untuk menunjukkan kemurnian, kesucian, dan spiritualitas perawat (Nursing UI, n.d.). Saat membayangkan tentang tenaga kesehatan yang berpakaian putih, masyarakat mungkin akan langsung menggambarkan hal tersebut sebagai perawat wanita. Selain itu, Berman et al. (2021), turut menyebutkan bahwa citra perawat yang feminim mendukung stereotip semacam itu berkembang di masyarakat. Akan tetapi, seiring kemajuan zaman, profesi keperawatan kini mengalami perubahan signifikan dengan semakin banyaknya pria yang memutuskan untuk memilih keperawatan sebagai suatu profesi.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022), menyebutkan bahwa data proporsi tenaga kesehatan terbanyak di tahun 2021 adalah tenaga keperawatan dengan presentase 40,5% dari total tenaga kesehatan di Indonesia. Fakta bahwa semakin banyaknya pria yang memilih profesi keperawatan didukung dengan jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan Indonesia yang diketahui sangat bervariasi. Hal ini didominasi oleh wanita sebesar 356.889 dan pria menyusul sebesar 154.302. Proporsi data sebesar itu menunjukkan tingkat peminatan yang cukup tinggi terhadap profesi perawat di Indonesia.

Perawat sebagai salah satu profesi dalam kesehatan kerap mengalami perubahan yang berkelanjutan. Gender menjadi faktor yang dapat mendukung perubahan yang berkelanjutan tersebut. Black (2017), menyebutkan bahwa gender merupakan konstruksi sosial dari perilaku, peran, keyakinan, dan nilai-nilai yang dikhususkan untuk membedakan antara pria dan wanita. Hal ini berbeda dengan jenis kelamin yang merupakan entitas biologis. Pakaian profesi berwarna putih yang sebelumnya seringkali dianggap oleh masyarakat sebagai simbol mayoritas bagi wanita, kini menjadi medan bagi pria untuk mengeksplorasi dan membuktikan keberagaman dalam profesi keperawatan.

Caring sebagai dasar pemikiran etik keperawatan telah menjadi landasan utama dalam menjalankan asuhan keperawatan (Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2017). Caring di dalam keperawatan memiliki definisi yang berarti kepedulian yang mendalam dan tulus terhadap kesejahteraan orang lain. Konsep feminisme pada caring yang selalu diperkuat oleh para feminis, seperti Carol Gilligan yang menghubungkan bahwa caring memiliki proporsi tertinggi pada perilaku wanita menyebabkan rendahnya proporsi pria yang memilih perawat sebagai profesinya. 

Konsep teori yang dicetuskan oleh para feminis tersebut dipatahkan melalui suatu hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pria menganggap konsep caring sama berharganya dengan yang dianggap oleh wanita, tetapi memang pria cenderung memiliki perbedaan dalam menunjukkan tindakan caring mereka. Perawat pria cenderung menggunakan humor dalam menjalin rasa kepercayaan dengan klien (Zhang & Liu, 2016).

Meskipun menjadi bagian minoritas dalam profesi keperawatan, perawat pria telah membuktikan bahwa mereka adalah salah satu tenaga kesehatan yang esensial. Hal ini didukung oleh Kim & Shin (2018), yang menyatakan bahwa perawat pria mampu memberikan asuhan keperawatan yang holistik, terutama apabila dihadapkan dengan klien pria yang harus memperhatikan nilai human dignity atau privasi. Selain itu, pria memiliki kekuatan fisik yang berbeda dan lebih dibandingkan dengan wanita. Hal ini tentunya dapat berdampak baik ketika memberikan asuhan keperawatan yang harus tetap memperhatikan konsep patient safety bagi pasien di departemen jiwa.

Stereotip yang hingga kini masih berkembang tentang perawat yang hanya merupakan wanita adalah suatu tantangan yang harus dihadapi oleh perawat pria. Masalah semacam ini dapat menjadi penghalang dalam menjadikan kesetaraan gender di dalam profesi keperawatan. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk menghapus stereotip ini adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat. Untuk menjawab permasalahan ini, dibutuhkan perawat pria sebagai role model yang dapat proaktif membuktikkan bahwa profesi perawat tidak hanya untuk wanita, tetapi juga pria. Selain itu, role model tersebut harus mampu mendorong keyakinan yang kuat agar tidak ada perasaan malu ataupun takut untuk menjadi seorang perawat yang profesional (Smith et al., 2020). Dengan munculnya perawat pria sebagai role model, masyarakat dapat menghapus pemikiran salah yang sebelumnya berkembang.

Dengan demikian, eksplorasi ini mengungkapkan bahwa perawat pria tidak hanya membawa keberagaman dan kontribusi ke dalam dunia keperawatan, tetapi juga meruntuhkan batasan gender yang telah menjadi stereotip di masyarakat. Selain itu, solusi penciptaan perawat pria sebagai role model dapat dijadikan jawaban atas stereotip yang selalu berkembang di masyarakat. Dengan seragam putih sebagai kanvas, perawat pria dan wanita dapat menciptakan gambaran yang penuh warna dan dinamis untuk masa depan profesi keperawatan di Indonesia.


REFERENSI

Berman, A & Frandsen, G. (2021). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice Global Edition (11th ed.). St. Louis: Pearson Education.

Black, B. P. (2017). Professional Nursing: Concepts & Challenges (8th Ed.). Saunders.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2017). Pedoman Perilaku Sebagai Penjabaran Kode Etik Keperawatan. https://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2022/07/2322.DPPPPNI.SP_.KS_.2017-Pedoman-Perilaku-Sebagai-Penjabaran-Kode-Etik-Keperawatan.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021.

Kim, I. J., & Shim, H. W. (2018). Subjectivity about turnover intention among male nurses in South Korea: A Q-methodological study. Asian Nursing Research, 12(2), 113--120.

Lyu, X., Akkadechanunt, T., Soivong, P., Juntasopeepun, P., & Chontawan, R. (2022). A qualitative systematic review on the lived experience of men in nursing. Nursing Open, 9(5), 2263-2276. https://doi.org/10.1002/nop2.1269

Makna di Balik Pakaian Profesi Perawat -- Fakultas Ilmu Keperawatan. (2023). Nursing UI. https://nursing.ui.ac.id/makna-di-balik-pakaian-profesi-perawat/

Zhang, W., & Liu, Y. (2016). Demonstration of caring by males in clinical practice: A literature review. International Journal of Nursing Sciences, 3(3), 323-327. https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2016.07.006


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun