Mohon tunggu...
Yunas Windra
Yunas Windra Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir di Bukittinggi, SD pindah ke Banten, SMP Muhammadiyah Pontang, Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Serang Banten, IKIP Jakarta Adm.Perencanaan Pendidikan, Aktivitas sekarang di Lembaga Pendidikan Nurul Fikri sejak tahun 1988

Selanjutnya

Tutup

Politik

Canda Politik Wimar

19 Juni 2014   21:23 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:06 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto di Copas dari : FOKUS BERITA

Wimar/Facebook

Dalam kondisi politik menjelang pilpres yang makin hari makin memanas ini tentunya kita berharap para tokoh semisal Wimar memposisikan diri sebagai wasit bukan ikut sebagai ‘provokator’. Apa lagi beliau pernah menjadi ‘jurubicara presiden’.

Menurut saya ini adalah 'Blunder' seorang Wimar pesan yang terbentuk berpotensi menimbulkan 'dendam sara'jika cara pandang ini dipupuk oleh 'para tokoh' maka sampai kiamat bangsa ini tidak akan pernah akur. Orang awam saja nyambung dengan logika sebab akibat dalam hidup . Jika sistem tidak dibangun dengan baik maka norma kebenaran jadi nisbi.

Saya melihat Wimar sangat gegabah dan berani menabur angin. Apa dia pikir kalangan Islam yang mendukung di koalisi PDIP senang dengan ‘Candaan ini’.Se benci-bencinya sebagian bangsa ini pada Suharto, mensejajarkan Suharto pada kelompok ‘Teroris’ melukai bangsa ini. Seburuk-buruknya perilaku teroris akhirnya orang akan berpikir ‘apa yang salah pada sistem’ sehingga hal yang paling berharga yaitu ‘nyawa’ rela mereka korbankan, apa wimar sudah yakin ‘teroris sudah tak punya akal’ Makanya saya berpendapat ini ‘Blunder’.Kita berdo’a saja ini dapat diselesaikan.

Pemilu ini Cuma untuk kepentingan bulan depan. Apa anda mau bangsa kita ini kedepan tercabik-cabik atas statemen yang anda buat. Apa memang anda menginginkan Islam dan Non Islam berhadapan seperti yang terjadi di Maluku dan Poso?. Tentu tidak kan…. Mudah-mudahan saat melakukan ini anda memang sedang kena serangan struk yang ke 2 jadi orang memaklumi….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun