Mohon tunggu...
Yunadi Ramlan
Yunadi Ramlan Mohon Tunggu... -

Dibesarkan di pinggiran jakarta, sekarang aktif menulis di kaki Gunung Ciremai.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Goresan di Perjalanan Akhir Tahun

24 Desember 2013   06:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam menjelang Natal 2013. Semua perjalanan angkutan umum mengalami lonjakan penumpang, tidak seperti Lebaran sepertinya rakyat berbondong meninggalkan kota menuju kampung halaman. Kalau Natal seperti penyebaran penduduk yang merata, dari kota ingin berlibur, dari desa juga ingin berlibur akhir tahun, sana sini terasa padat.

Perjalanan saya dari Cirebon ke Jakarta menggunakan kereta api Tegal Ekspress, seandainya tidak cepat-cepat memesan tiket jauh hari sebelumnya sepertinya terpaksa menggunakan bis yang Sahabat masih bisa berhimpitan dengan penumpang lain. Salut buat Pak Ignatius Jonan, mampu mengubah pola masyarakat pengguna jasa kereta api. Perubahan ini seingat saya berlaku di awal tahun 2012. Dua tahun sebelumnya para pengguna membeli tiket pada saat keberangkatan sehingga terjadi antrean pembelian tiket yang cukup panjang. Awalnya karena belum terbiasa kesal juga, wow sungguh menyenangkan saat ini.

Sekarang masyarakat sudah terbiasa membeli tiket kereta api jauh hari sebelum keberangkatan. Teringat pada masa Hindia Belanda, kabarnya kereta api merupakan alat transportasi yang sangat bergengsi di jamannya. Orang kaya terbiasa menggunakannya, orang miskin apalagi kaum inlander ngiler ingin merasakannya.

Seandainya melalui jalur darat, wah musim hujan begini susah diprediksi. Apabila menggunakan kendaraan mobil pribadi mungkin memakan waktu 5 hingga 6 jam untuk sampai di Jakarta. Jalanan Pantura sering ditambal, rusak karena volume kendaraan dan musim hujan.

Terus nggak afdol dong kalau tidak ngomongin Penerbangan. Iya itu menjadi alat transportasi yang ramai digunakan. Murah meriah. Begitu kesan kebanyakan para penggunanya. Sekitar 15 tahun lalu, Jakarta masih menyisakan sedih pembakaran gedung-gedungnya. Terminal Bandara 1A Soekarno Hatta sudah sepi, gak ada penumpang sama sekali. Yang ada counter donat salah satu waralaba asing, Dunkin Donuts. Penghuninya dahulu Sempati Air yang bangkrut. Merpati, Mandala, Bouraq menggunakan Terminal 1B dan 1C. Air Asia? Lion Air? Adam Air? Mereka di mana? Yah belom ada, sedangkan Garuda menggunakan terminal 2F.

Sekarang kalau mau pakai pesawat jangan mepet-mepet waktu untuk check-in, bisa rugi loh. Kejadian ini banyak menimpa calon penumpang, termasuk saya pernah mengalaminya.

Kalau Kapal Laut? Nah ini yang saya sulit menggambarkan situasinya sekarang, habisnya sudah lama banget gak gunakan transportasi macam ini. Mungkin para pembaca yang budiman mau sharing berbagi pengalaman tentang transportasi air sekarang bagaimana.

Kalau dulu pas musim lebaran atau liburan akhir tahun, wah ruweeeet banget. Naik kapal dengan tiket kelas ekonomi, sudah gak dapat jatah makan, tilam pun dimonopoli para preman. Ada uang ada tilam, begitu gertak mereka. Mau lo lawan? Yah kapten kapalnya aja udah tutup telinga dan mata. Mudah-mudahan sih kondisinya sekarang sudah membaik yah menjelang memasuki tahun 2014. Kangen juga sebenarnya menikmati transportasi air antar pulau.

Terus gimana dong 2014 ini? Mudah-mudahan Jakarta sudah membangun monorail dan subway, kalau nggak yah alamat “Transportion Stress”. Gak penumpang juga yang ditumpangin. Dua-duanya stress tambah susah bergerak. Kota-kota lain juga terutama kota yang sedang pesat pembangunannya harus segerra memikirkan transportasi massal dan memperluas bandaranya untuk menyongong kehadiran pesawat dari Grup Lion Air, Grup Garuda Airways, Grup Mndala Tiger Air, Grup Air Asia Indonesia, coba berapa ratus pesawat yang mau mereka hadirkan ke Indoneisa.

Di tahun 2014 semoga terwujud transportasi di Indonesia yang lebih mengutamakan pelayanan kepada para penggunanya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun