Â
Yuna Afida (19107020076)
Teori Sosiologi Modern/B
Sosiologi,Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN Sunan Kalijaga
       Karl Marx lahir di Trier,Prussia,5 Mei 1918. Berasal dari keluarga rabi(pendeta) dan berkehidupan kelas menengah,tetapi setelah marx berusia belasan tahun sang ayah pindah agama menjadi Lutherian karena alasan bisnisnya. Marx mendapat gelar doctor filsafatnya di Universitas Berlin,sekolah yang sangat dipengaruhi oleh para Hegelian, setelah marx lulus dia menjadi seorang penulis dikoran radikal-liberal yang berisi tentang menyebarkan prinsip demokrasi,humanis dan idealism muda,namun itu tidak berlangsung lama karena ditutup oleh pemerintah dengan alasan posisi politisnya. Tahun 1843 marx menikah dan pindah ke Paris untuk mendalami gagasan Hegel,sosialisme Prancis dan Politik Inggris bersama dengan Enggles anak dari pemilik pabrik tekstil,mereka mempunyai banyak perbedaan diantaranya marx lebih cenderung ke teoritis dan Enggel lebih ke pemikir praktis,tetapi dengan perbedaanya mereka bisa berkolaborasi menulis beberapa buku dan artikel serta bekerja sama dalam organisasi radikal. Pada tahun 1849 marx pindah ke London karena kegagalanya,dia mencoba aktif dalam aktivitas revolusioner dan penelitian yang serius. Marx mulai studi tentang kondisi kerja dalam kapitalisme yang menghasilkan tiga jilid buku Capital,yang pertama terbit pada tahun 1867,dan 2 jilid lainya terbit setelah marx meningeal dunia, marx meninggal pada 14 Maret 1883.
       Di tulisan saya kali ini akan membahas tentang teori konflik kelas oleh karl marx. Marx sering menggunakan teori ini untuk menyatakan sekelompok orang yang berada di dalam situasi yang sama dalam hubungannya dengan control mereka terhadap alat-alat produksi. Bagi marx kelas selalu didefinisikan berdasarkan potensi terhadap konflik,dalam proses produksi kelas terbagi menjadi 2,kelas borjuis dan kelas ploretar. Kelas borjuis adalah nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern,yang merupakan kelas atas,dimana mereka mempunyai modal banyak untuk menguasai alat produksi dan memperkerjakan pekerja upahan(buruh). Dan kelas proletar adalah kelas bawah,kelas para buruh,dimana orang yang hanya pekerja dan menerima upah. Pada dasarnya adanya pembagian kelas akan mengarah pada suatu ekploitasi antara kelas penguasa dan kelas yang dikuasai baik dalam aspek ekonomi maupun politik. Dengan adanya pembagian kelas ini terjadi keterasingan  para pekerja,dimana ada kelas para majikan yang mempunyai segalanya seperti alat-alat produksi dan tentunya modal,dan kelas para buruh yang bekerja menjual tenaganya kepada majikannya. Jadi 2kelas ini tentu saling membutuhkan satu sama lain,kalau tidak ada para pekerja atau buruh, si majikan ini tidak akan mendapatkan penghasilan,begitu dengan para pekerja jika mereka tidak bekerja dan menjual tenaganya kepada majikanya tentu mereka juga tidak akan mendapatkan penghasilan.
      Dengan teori ini saya akan sedikit memberikan contoh, missal pabrik di jogja, jam kerjanya terlalu berlebihan dan gaji para pekerja dibawah UMR,atau tidak sepadan dengan bekerjanya,lalu mereka(para pekerja) merasa diskploitasi yang menyebabkan mogok kerja secara masal. Dengan adanya pemogokan ini tentunya pabrik menjadi bangkrut dan otomatis pemilik pabrik tidak mempunyai penghasilan,maka benar jika dikatakan kelas borjuis dan kelas ploretar saling membutuhkan satu sama lain. Karena para buruh akan mendapatkan gaji jika mereka bekerja,dan pemilik pabrik akan menghasilakan pendapatan dari para pekerja buruh itu.
Â
Sumber referensi :
- Buku ''Ritzer,George dan Douglas J. Goodman.2019. Teori Sosiologi. Cetakan Ketigabelas. Penerjemah: Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
                                                                         Â